Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Merawat Ozon dengan Ozon

Oleh Anto Tri Sugiarto & Suherman

LAPISAN ozon adalah cermin perilaku manusia. Bumi bersih lapisan ozon juga kuat, dan sebaliknya kerusakan lapisan ozon merupakan indikator betapa buruknya penduduk bumi memperlakukan lingkungan.

Arogansi industri, terutama yang memakai material perusak ozon, menjadi pelaku terbesar kerusakan lingkungan dengan pencemaran udara, air, dan tanah. Bila lapisan ozon tidak dirawat maka tinggal menunggu waktu saja bumi ini akan menjadi kuburan massal para penghuninya.

Penipisan lapisan ozon mengakibatkan masuknya lebih banyak radiasi sinar ultraviolet yang membahayakan masuk ke permukaan bumi. Lapisan ozon yang menipis diakibatkan oleh pencemaran dari gas klorofluorokarbon (CFC) dan efek rumah kaca yang diakibatkan oleh berbagai gas yang mencemari udara.

Dampak yang langsung terasa pada manusia karena pengaruh lingkungan yang tidak sehat yang sering tereskpos di antaranya adalah menurunnya kekebalan tubuh, kanker, katarak, penuaan dini—dengan ciri-ciri: kerut, flek, kusam, kering, dan kasar. Itu semua karena pengaruh lingkungan terutama ultraviolet.

Bencana ekologi lainnya yang mengancam eksistensi bumi akibat dari rusaknya lapisan ozon adalah mencairnya gunung es di kutub karena suhu yang menghangat. Bila hal ini dibiarkan terjadi; sedikit demi sedikit daratan akan tenggelam, mikroorganise perairan akan mengalami kematian massal dan mengurangi produsi oksigen alami, serta keseimbangan ekosistem akan terganggu.

Itulah beberapa contoh bencana yang menunjukkan betapa keberadaan manusia di muka bumi ini akan terancam apabila lapisan ozon berlubang apalagi sampai hilang.

Tema hari ozon sedunia yang jatuh pada hari ini adalah “ozone for life”, ozon untuk kehidupan. Memperingati hari ozon sedunia dengan tujuan munculnya kesadaran dan kepedulian penduduk bumi atas keberlangsungan lapisan ozon.

Sebagian besar masyarakat mengira bahwa selama ini ozon hanya ada di lapisan atmosfer bumi yang dikenal dengan nama lapisan ozon. Dahulu orang juga menganggap bahwa ozon tidak bisa disimpan karena memerlukan suhu minus 120 derajat Celcius.

Padahal, ozon ternyata dapat juga dibuat oleh kita dengan beberapa metode seperti elektrical discharge (plasma), ultraviolet dan elektrolisa. Metode plasma adalah metode yang paling banyak dipergunakan mengingat aplikasinya mudah dengan produksi ozon dalam jumlah besar, lebih dari 1 kg/jam.

Ozon merupakan alotrop atau bentuk lain dari oksigen. Ozon memiliki sifat oksidatif dengan kemampun oksidasi sebesar 2.07 v. Jauh lebih tinggi dari pada chlorine 1.36 v. Hal ini menunjukkan, salah satunya, bahwa ozon lebih efektif dalam proses sterilisasi (membunuh bakteri) dibandingkan dengan chlorine.

Dengan kemampuan oksidatif inilah, ozon kemudian memiliki berbagai macam kegunaan terutama sangat efektif untuk proteksi pencemaran lingkungan, misalnya pemanfaatan ozon pada pengolahan limbah gas, cair dan padat.

Ozon sangat ramah lingkungan yang dikenal juga sebagai green technology, karena dapat mengurangi bahkan menggantikan penggunaan bahan kimia pada beberapa proses.

Pemanfaatan ozon pada pengolahan gas dapat mengoksidasi senyawa berbahaya seperti gas NOx dan SOx yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil. NO2 dan NO akan dioksodasi menjadi N2O sehingga mudah di tangkap dengan proses scrubber.

Dengan pemanfaatan ozon ini, udara tidak tercemari sama sekali dan tentu saja tidak berdampak pada efek pemanasan global.

Ozon juga efektif dalam mengolah senyawa organik yang terkandung dalam limbah cair domestik dan industri.

Kandungan organik dalam limbah cair apabila dibiarkan tidak diproses dengan benar akan berpotensi menghasilkan gas CH4 (methane) yang memiliki daya 20 kali lebih besar terhadap efek rumah kaca di bandingkan CO2. Demikian juga dengan sampah padat seperti tumpukan sampah domestik yang menghasilkan air lindi yang kaya akan organik dan berpotensi menghasilkan gas CH4 dalam jumlah cukup banyak.

Dengan potensi oksidasi yang tinggi, ozon memiliki beberapa kemampuan, di antaranya menguraikan senyawa organik dan beberapa senyawa anorganik dalam limbah cair. Ozon mampu menghilangkan warna, menghilangkan bau dan membunuh virus serta bakteri yang tekandung dalam air terkontaminasi.

Saat ini, pemanfaatan ozon berkembang sebagai pengganti bahan kimia. Salah satunya adalah penggunaan ozon pada mesin cuci. Kita dapat mencuci pakaian tanpa deterjen (bahan kimia) karena sudah diganti dengan ozon yang berfungsi sebagai pembersih kotoran yang menempel pada pakaian.

Selain mengurangi penggunaan bahan kimia, pemanfaatan ozon pada mesin cuci mengurangi beban lingkungan karena dengan menggunakan ozon, setelah proses pembersihan akan kembali ke alam menjadi oksigen.

Beberapa negara maju kini sedang berlomba dalam penelitian dan pengembangan produk ozon sebagai disinfektan penganti bahan kimia yang ramah lingkungan.

Apabila menyelamatkan bumi dengan merawat lapisan ozon menjadi komitmen kita bersama, maka penggunaan green technology, salah satunya ozon, dalam semua proses industri, sanitasi, dan konsumsi menjadi keniscayaan.

Data Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas, 2018) menunjukkan bahwa ternyata stunting diakibatkan oleh 40 persen gizi buruk dan 60 persen karena air dan sanitasi yang buruk.

Sebagian negara maju sudah melarang menggunakan Air Conditioner (AC) dan lemari pendingin dengan kandungan bahan perusak ozon seperti CFC, halon, karbon tetraklorida, dan metil kloroform. Pengelolaan air minum dan pengelolaan air limbah juga sudah berbasis ozon. Kolam-kolam renang bertaraf internasional sudah melarang penggunaan kaporit (kalsium hipoklrotis) dan beralih ke ozon.

Saat ini kami juga sedang mengembangkan disinfektan ramah lingkungan tanpa bahan kimia untuk berbagai kebutuhan sanitasi dengan menggunakan ozon sebagai disinfektan.

Tantangannya adalah untuk mengubah perilaku pelaku industri dan masyarakat agar komitmen terhadap kebersihan lingkungan bukan perkara mudah. Akan tetapi tidak bisa juga dibiarkan karena taruhannya adalah keberlangsungan kehidupan.

Diperlukan kecanggihan advokasi untuk melakukan penyadaran sampai menghasilkan komitmen pada semua pemangku kepentingan untuk bersama-sama menyelamatkan bumi dan lapisan ozon. Karena kita hanya memiliki dua pilihan: beralih kepada green technology (ozon) atau musnah ditelan bencana karena lubang ozon!

Anto Tri Sugiarto

Ahli Plasma, Kepala Balai Pengembangan Instrumentasi LIPI

Suherman

Analis Data dan Informasi Sains LIPI

https://www.kompas.com/sains/read/2020/09/16/110300423/merawat-ozon-dengan-ozon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke