Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Puasa Ramadhan Bikin Kantuk Meningkat di Siang Hari? Studi ini Jelaskan

KOMPAS.com - Selama bulan Ramadhan, umat muslim harus terbangun sebelum fajar untuk menyantap makanan sahur sebelum menunaikan ibadah puasa.

Puasa Ramadhan dan perubahan gaya hidup telah dikaitkan dengan perubahan dalam pola tidur dan kantuk di siang hari.

Kebanyakan orang berasumsi, selama Ramadhan durasi waktu tidur di malam hari semakin berkurang, sehingga memberi rasa kantuk di siang hari.

Namun, para peneliti di Isfahan University of Medical Sciences, Iran mencoba mempelajari efek puasa Ramadhan pada pola tidur dan kantuk di siang hari.

Dalam jurnal penelitian yang dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), Rabu (6/5/2020), para peneliti mengambil sampel dari beberapa orang muslim dan non-muslim dengan rentang usia antara 34-36 tahun.

Penelitian ini menggunakan pola tidur harian untuk menunjukkan keterlambatan waktu tidur dan waktu bangun tidur selama bulan Ramadhan.

Pada studi sebelumnya, hipotesisnya menyebut bahwa waktu tidur dan bangun akan tertunda pada umat muslim selama ramadhan.

Perubahan ini kemudian dianggap dapat memengaruhi durasi tidur dan menyebabkan kantuk di siang hari.

"Oleh karena itu, kami merancang penelitian ini untuk menilai efek puasa Ramadhan terhadap perubahan sirkadian dalam tidur, kantuk di siang hari dan kewaspadaan di lingkungan alami," jelas peneliti dalam makalah tersebut.

Penelitian deskriptif ini dilakukan dengan pengukuran berulang dalam sampel beberapa sukarelawan sehat non-random.

Tidak ada bukti kantuk di siang hari secara objektif

Kelompok studi terdiri dari delapan muslim dan delapan non-muslim, laki-laki yang tidak merokok dan merupakan karyawan di Rumah Sakit Universitas King Khalid.

Peneliti mengklaim ini adalah studi pertama yang menilai pola tidur secara objektif selama periode berkelanjutan selama bulan Ramadhan.

Paling penting dalam penelitian ini, para peserta tidur di lingkungan alami mereka, baik muslim maupun non-muslim.

Studi ini menunjukkan bahwa waktu tidur dan waktu bangun tertunda pada umat Islam selama bulan Ramadhan.

"Namun, kami tidak menemukan bukti objektif untuk meningkatkan kantuk selama puasa," ungkap peneliti dalam makalah yang dipublikasikan dalam Journal of Research in Medical Sciences.

Gagasan bahwa puasa Ramadhan memengaruhi kantuk dan fungsi otak di siang hari juga tidak didukung oleh data yang dikumpulkan para peneliti.

Kendati demikian, penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk mengklarifikasi masalah ini, dan kontrol terhadap potensi gangguan tidur seperti kurang tidur juga harus menjadi pertimbangan dalam studi di masa depan.

Peneliti mengakui penelitian terhadap pola tidur dan kantuk siang hari selama puasa Ramadhan ini masih dilakukan pada sedikitnya jumlah sampel peserta yang diteliti.

Keterbatasan lain ialah kenyataan bahwa parameter tidur dipantau hanya selama dua minggu pertama bulan Ramadhan dan tidak selama sebulan penuh.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/05/06/163200023/benarkah-puasa-ramadhan-bikin-kantuk-meningkat-di-siang-hari-studi-ini

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke