Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lawan Corona, 2 Saran Ahli agar PSBB dan Social Distancing Efektif Berjalan

KOMPAS.com - Meski PSBB telah diberlakukan di beberapa wilayah, dan social distancing terus dihimbau bagi masyarakat Indonesia, masih banyak yang melanggarnya. Alhasil, upaya PSBB dan social distancing terancam gagal menekan penyebaran virus corona.

Menurut Peneliti Pusat Studi Asia Pasifik dan Gama-InaTek UGM, Esti Anantasari MA, akar dari masalah ini adalah tidak dipahaminya social distancing dalam definisi yang kontekstual.

Definisi kontekstual dalam social distancing atau PSBB adalah kondisi menjaga jarak, dan menahan diri untuk tidak beraktivitas di luar rumah jika tidak ada keperluan yang mendesak, serta persoalan lainnya.

"Mereka (masyarakat) tetap merasa, social distancing ini jauh dari aktivitas yang sebenarnya (aktivitas sehari-hari)," kata Esti dalam diskusi daring bertajuk "Strategi Pemerintah Jepang dan Korea Selatan dalam Menghadapi Covid-19: Pembelajaran untuk Indonesia" yang diadakan oleh LIPI, Kamis (16/4/2020).

Pasalnya, masih banyak masyarakat yang tidak mengerti dan tidak melakukan himbauan tersebut. Ada juga masyarakat di daerah-daerah yang beranggapan bahwa social distancing hanya perlu dilakukan oleh masyarakat kota.

Oleh sebab itu, kata Esti, pemerintah dalam hal ini perlu melakukan pendekatan kepada masyarakat dengan berbagai cara.

Berikut adalah saran yang diberikan oleh Esti untuk menggalakkan social distancing dan PSBB:

1. Gunakan visual

Seperti yang disadari, budaya literasi di masyarakat Indonesia memang sangat kurang. Maka, argumentasi atau himbauan tulisan panjang melalui selebaran ataupun di media massa masih sulit dipahami masyarakat.

Esti juga berkata bahwa penyampaian informasi melalui pesan visual dalam bentuk gambar atau video, memang cenderung lebih banyak diperhatikan oleh masyarakat dan mudah ditangkap.

"Harus secara visual juga, bagi mereka yang tidak bisa membaca atau yang tidak mengenal hal baca-tulis masih bisa paham (apa dan bagaimana Covid-19 itu)," ujar dia.

2. Gunakan bahasa dan budaya daerah

Untuk mencapai tujuan agar seluruh masyarakat di segala penjuru Indonesia paham. Hal utama yang perlu dilakukan adalah memberikan pemahaman melalui budaya dan cara lokal daerah setempat.

"Respons wilayah, respons budaya itu (dalam wabah Covid-19) berbeda," tuturnya.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, di tengah pandemi Covid-19 yang masih meningkat jumlah kasusnya ini, tidak sedikit masyarakat yang menganggap bahwa kebijakan yang dibuat pemerintah hanya berlaku bagi masyarakat di kota, dan virus corona tersebut seolah jauh dari aktivitas yang akan mereka lakukan sehari-hari di daerah bukan kota.

"Masih banyak yang menganggap Covid-19 adalah penyakit orang kota. Jadi mereka tidak perlu melakukan itu (social distancing)," ujar dia.

Untuk meminimalisir kesalahpahaman pengertian ini, menurut Esti, kepala daerah di masing-masing tempat harus mencoba membuat suatu himbauan atau peringatan dengan menggunakan bahasa ataupun budaya daerah masing-masing tersebut.

"Itu supaya masyarakat mudah paham. Kadang kalau kebijakan dari pusat, masyarakat di daerah merasa itu jauh dari mereka, dan hanya untuk orang kota,"ujar dia.

https://www.kompas.com/sains/read/2020/04/18/183700223/lawan-corona-2-saran-ahli-agar-psbb-dan-social-distancing-efektif-berjalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke