Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Kompas.com - 30/04/2022, 04:03 WIB
H. A. Syarif Munawi, SE, ME, MSc,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

BULAN ummatku!! Begitulah Nabi Muhammad SAW menyebutnya (Ramadhan).

Secara tidak langsung, Rasulullah SAW ingin memberitahu kita bahwa bulan Ramadhan ini adalah anugerah spesial dari Allah SWT yang diberikan kepada umat Islam karena rasa kasih sayang Allah terhadap Rasulullah SAW beserta umatnya.

Banyak hadis Nabi Muhammad SAW yang memberitakan tentang keutamaan bulan Ramadhan. Di antaranya ditulis oleh Al ‘alamah Sayyid Muhammad bin Abdullah Al Jordani dalam kitabnya “Jawahirul lu’luiyyah”.

Beliau menukil hadis Nabi Muhammad SAW yang mengatakan: “Surga itu selalu dihiasi dengan hiasan yang lebih indah dari tahun ke tahun. Ketika memasuki bulan suci Ramadhan, maka tatkala telah masuk awal malam bulan Ramadhan akan ada hembusan angin dari bawah ‘Arsy yang disebut angin matsiroh, angin ini menyebabkan daun-daun di surga mengeluarkan suara sehingga menimbulkan bunyi yang indah dan membuka pintu-pintu surga."

"Tatkala peristiwa itu terjadi, para bidadari surga takjub akan suara indah itu sehingga mereka keluar dari istana-istana tempat mereka tinggal sampai ke ujung pintu surga sambal mereka melantunkan talbiyah layaknya orang berihram haji/umroh, lalu mereka bertanya kepada malaikat Ridwan akan perihal tersebut? Malaikat Ridwan menjawab, sungguh kebaikan yang sangat besar, hari ini adalah awal malam bulan suci Ramadhan." (HR.Baihaqi, Kanzul Amal no.81).

Setiap ibadah yang kita lakukan tentulah ada manfaatnya. Beberapa manfaat terpenting di antaranya adalah perbersihan jiwa (roh) dan mengendalikan hawa nafsu yang kita miliki.

Ibadah puasa ini melatih dzohir dan batin. Para ahli kesehatan menyebutkan bahwa puasa mempunyai manfaat yang banyak bagi kesehatan.

Selama 11 bulan sebelumnya, sistem pencernaan kita terbebani dengan segala makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh.

Pada saat berpuasa, asupan makanan dan minuman ke tubuh kita berkurang sehingga sistem percernaan yang kita miliki mempunyai waktu untuk meregenerasi sel-sel yang rusak sehingga fungsinya lebih optimal dikemudian hari (Syarh Yaqutun Nafis hal 294-295).

Dengan fungsi sistem pencernaan yang optimal maka tubuh kita menjadi lebih sehat dan prima. Maka tidak heran Rasulullah SAW selalu berpesan “Shuumuu tashihhu.. (berpuasalah kamu niscaya kamu akan sehat)" (HR. Thabrani, Awshat no.420).

Dari segi batin, Sayyid Muhammad bin Ahmad bin Abdullah As-Syathiri menyebutkan, salah satu hikmah puasa yang kita petik adalah mengendalikan hawa nafsu kita agar tidak menjadi rakus dan kita dapat memahami perihal orang-orang yang kekurangan dari fakir miskin dengan kelaparan dan kehausan yang mereka alami. (Syarh Yaqutun Nafis hal: 295).

Dengan demikian, ibadah puasa ini dapat melatih rasa empati kita terhadap orang lain yang kesusahan dan memupuk rasa kasih sayang antar sesama manusia dengan memberikan sesuatu yang mereka butuhkan seperti makanan dan minuman.

Kita juga dapat melatih rasa rakus yang tertanam di dalam hawa nafsu kita agar bisa dikendalikan. Kita dapat melihat panutan terbaik kita baginda besar Nabi Muhammad SAW.

Diriwayatkan dalam banyak hadis bahwa jika sudah makan siang, beliau tidak akan makan malam, dan jika beliau makan malam maka keesokan harinya tidak akan makan siang (HR. Ibnu Abi Hatim no.567).

Jadi jarang sekali Rasulullah SAW dalam sehari makan tiga kali sehari, kebanyakan adalah dua kali sehari bahkan tidak jarang sekali sehari atau jika beliau tidak mempunyai makanan, maka beliau akan berpuasa.

Beliau makan hanya dua kali sehari bukan berarti beliau tidak mempunyai makanan.

Bahkan, pernah pada suatu hari ketika melaksanakan ibadah umroh, beliau menyembelih 100 ekor unta untuk dibagikan kepada fakir miskin pada saat Idul Adha.

Dan hebatnya, beliau tidak mengambil sedikitpun bagian dari yang beliau sembelih tadi.

 

Rasulullah dan Kebiasaan Ramadhan

Sedikitnya Nabi SAW makan setiap harinya tidak menyebabkan tubuh beliau terkena penyakit.

Lalu, kenapa ketika kita melakukan diet dengan makan yang sedikit setiap harinya terkadang bisa menyebabkan penyakit, mulai dari yang ringan sampai yang serius?

Jawabannya adalah karena hakikat hawa nafsu kita tidak dibendung ketika melakukan hal tersebut. Tubuh dan ruhaniah kita tidak sinkron, seakan-akan tubuh kita dipaksa untuk tidak menerima makanan atau minuman sedangkan hawa nafsunya ingin sekali mendapatkan makanan dan minuman tersebut.

Maka benarlah ungkapan yang dikatakan oleh baginda besar Nabi Muhammad SAW dalam hadisnya, “sesungguhnya di dalam tubuh ada suatu bongkahan daging, jika ia sehat maka sehat seluruh badan dan jika ia sakit maka sakit pula seluruh anggota badan, dia itu adalah hati” (HR.Bukhari no.56/HR.Muslim no.1599).

Hati adalah tempat roh kita bersemayam, maka ketika hati kita memiliki penyakit hati seperti hasud, riya, dendam, dan lain-lain maka akan rusaklah hati tersebut.

Lambat laun, tubuh kita pun akan merasakan dampaknya dengan menurunnya performa anggota badan dikarenakan pikiran hati kita yang rusak sehingga sel-sel di tubuh ini tidak bekerja sebagaimana mestinya.

Maka di sini Rasulullah SAW ingin menunjukkan kepada kita bahwa untuk mengendalikan hawa nafsu memerlukan waktu yang tidak sedikit. Karena, dibutuhkan mengubah “kebiasaan” seseorang, terutama dalam hal mengendalikan rasa rakus dalam hati sanubari manusia di bulan suci ini.

Begitu juga hal lainnya yang bisa menekan dan mengendalikan hawa nafsu.

Maka pada bulan Ramadhan inilah sepatutnya kita melakukan “self-healing” sesungguhnya.

Karena, banyaknya kebaikan yang terkandung di bulan suci ini dengan melatih diri kita untuk lebih peduli ke sekitar kita, baik itu lingkungan, saudara, teman maupun orang lain yang membutuhkan uluran tangan kita.

Dengan melatih hawa nafsu kita di bulan ini, semoga kita bisa bertindak dengan lebih bijak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com