Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Mencintai Negeri di Kala Pandemi

Kompas.com - 12/05/2021, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KETIKA kaum Muhajirin hijrah ke Madinah (sebelumnya bernama Yastrib) sekitar tahun 622, situasinya tidak mudah. Memang mendapat sambutan kaum Anshar, tetapi namanya imigran tentu menghadapi sejumlah masalah di tempat baru.

Tidak mudah juga untuk beradaptasi. Misalnya, orang Yahudi penduduk Madinah kerap mengganggu atau mengejek. Bahkan penduduk Madinah pun ada saja yang tidak puas, merasa tersaingi dengan kehadiran Muslim dari Mekkah itu.

Belum lagi pada bulan-bulan awal itu di Madinah tengah dilanda wabah. “Ketika kami tiba di Madinah, kota tersebut dilanda wabah penyakit yang serius,” kata Aisyah.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Piramid, Tempat Firaun Melihat Tuhan?

Suatu hari Aisyah menemukan ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mantan budak, Bilal bin Rabah berbaring di tanah. Mereka mengerang kesakitan karena mengalami demam tinggi.

Bilal yang berbaring di pojok bahkan bersenandung kesakitan mengekspresikan kerinduan pada Mekkah.

Akankah kualami lagi semalam di Fakhkh

Dengan tanaman dan rempah-rempah di sekelilingku?

Akankah hari menjelang fajar ketika kuturuni perairan Majanna

Akankah pernah kulihat Syama dan tafil lagi?

Karen Armstrong (2001) yang mengutip syair itu dari sejarawan Ibnu Ishaq (704-768/85-151 H) menyebutkan tempat-tempat yang dirindukan itu. Fakhkh adalah sebuah tempat di luar kota Mekkah.

Majanna adalah pasar di bagian bawah kota. Syam dan Tafil adalah gunung di Mekkah. Sejumlah sahabat mengadukan kondisi yang dialami kaum Muslim itu pada Nabi Muhammad SAW.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Antara Mudik 2021 dan Prokes di Zaman Nabi Muhammad SAW

Begitu juga Aisyah mengadukan hal sama. Nabi menenangkan Aisyah.

Nabi kemudian berdoa, “Ya Allah jadikanlah kami semua agar tetap mencintai kota Madinah, sebagaimana yang Engkau anugerahkan perasaan cinta kepada kota Mekkah, bahkan lebih dari itu. Limpahkanlah kemakmuran pada kota ini dan berkatilah kepada kami makanan yang terdapat di dalamnya,… Jauhkanlah penyakit dari kota Madinah ke daerah Juhfah. (HR Muslim).

Juhfah terletak di barat daya Madinah dan barat laut Mekkah.

Nabi menyayangi Madinah. Nabi tidak pergi ketika ada wabah penyakit di kota itu. Keputusan seperti itu juga yang ditaati para sahabat.

Sewaktu Khalifah Umar bin Khattab (periode 634-644) tengah dalam perjalanan menuju Syam (kini Suriah, Yordania, Palestina, Lebanon) dikabarkan bahwa di negeri itu tengah dilanda wabah penyakit thaun.

Umar pun mengurungkan niatnya. Sempat terjadi perdebatan dengan Abu Ubaidah. Tetapi buru-buru sahabat lainnya, Abdurrahman bin Auf menginformasikan, “Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Jika kalian berada di suatu tempat (yang terserang wabah), janganlah kalian keluar darinya. Apabila kalian mendengar wabah itu di suatu tempat, maka janganlah kalian mendatanginya.”

Pesan inilah yang sudah sewajibnya diikuti di tengah pandermi Covid-19 yang masih mendera saat ini. Apakah masih ngotot untuk mudik?

Masihkah terus bepergian tanpa mengindahkan protokol kesehatan? Kalau kita mencintai negeri ini (dan juga bumi ini), tentulah berikhtiar agar Covid-19 tak terus makin parah, apalagi sudah ada varian baru yang lebih ganas.

Dari kisah di atas, simaklah bahwa Nabi telah memberi pelajaran dan contoh terbaik. (M Subhan SD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com