Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dr M Subhan SD
Direktur PolEtik Strategic

Direktur PolEtik Strategic | Founder Mataangindonesia Social Initiative | msubhansd.com | mataanginsaguling.com

Hikmah Ramadhan: Nabi Syu’aib dan Orang-orang Curang

Kompas.com - 03/05/2021, 04:51 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

BANGSA Madyan tinggal di jalur strategis. Diperkirakan terletak di bagian paling barat Arab Saudi (sebelah barat Tabuk) dan Yordania selatan (Aqabah dan Ma’an).

Jalur ini di masa silam merupakan bagian dari rute perdagangan klasik, titik persimpangan di pantai dari Laut Merah, antara Yaman dan Suriah (selatan-utara) dan antara Irak dan Mesir (timur-barat).

Mereka mengontrol rute perdagangan klasik itu. Karena itu, bangsa ini mayoritas berprofesi pedagang. Tetapi sebagai pedagang mereka bertindak curang.

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Jangan Suka Mempersulit

Setiap transaksi jual-beli, mereka mengurangi kadar takaran dan timbangan. Mereka dicap orang-orang curang (al-mutaffifin).

Al-Mutaffifin adalah surat ke-83 dalam Al-Quran. “Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)! (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan, dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.” (QS. Al-Mutaffifin: 1-3).

Karena banyak kabilah pedagang yang melintas, penduduk Madyan juga memajaki, meneror, dan merampok.

“…Dan janganlah kamu duduk di setiap jalan dengan menakut-nakuti dan menghalang-halangi orang-orang yang beriman dari jalan Allah dan ingin membelokkannya. Ingatlah ketika kamu dahulunya sedikit, lalu Allah memperbanyak jumlah kamu. Dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Araf: 86).

Bangsa Madyan diidentifikasi sebagai keturunan Madyan (Midian), putra Nabi Ibrahim dari istri bernama Qanthur binti Yaqhtin Al-Kan’aniyah (Ketura).

Baca juga: Hikmah Ramadhan: Kisah Musa, Antara Iman dan Ilmu

Untuk menyadarkan penduduk Madyan yang juga menyembah pohon aikah (sehingga disebut penduduk Aikah), Allah mengutus nabi dari kalangan mereka, yaitu Nabi Syu’aib.

Makanya, nasab Syu’aib disebutkan Syu’aib bin Shaifur bin Aifa bin Tsabit bin Madyan bin Ibrahim. Sedangkan dari pihak ibu, Syu’aib disebutkan keturunan Nabi Luth.

Namun, Syu’aib malah diancam balik. “Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syu’aib berkata, 'Wahai Syu’aib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami, kecuali engkau kembali kepada agama kami.'”

Syu’aib berkata, “Apakah (kamu akan mengusir kami), kendatipun kami tidak suka?” (QS. Al-Araf: 88).

Akhirnya Syu’aib memberi peringatan terakhir kepada kaumnya. “Dan wahai kaumku! Berbuatlah menurut kemampuanmu, sesungguhnya aku pun berbuat (pula). Kelak kamu akan mengetahui siapa yang akan ditimpa azab yang menghinakan dan siapa yang berdusta. Dan tunggulah! Sesungguhnya aku bersamamu adalah orang yang menunggu.” (QS. Hud: 93).

Allah pun menurunkan azab: suara mengguntur dan gempa. Penduduk Madyan pun mati bergelimpangan.

Bangsa Madyan pun binasa akibat perbuatan tercela, curang, keji, dan kufur. Inilah pelajaran penting bahwa mereka yang tidak memberikan sesuatu yang menjadi hak orang lain sehingga sangat merugikan orang tersebut, maka termasuklah orang-orang curang. Ancamannya sudah jelas: dibinasakah Allah. (M Subhan SD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com