Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut Imbauan MUI soal Perayaan Idul Fitri di Tengah Pandemi

Kompas.com - 23/05/2020, 16:50 WIB
Dandy Bayu Bramasta,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bulan Ramadhan tidak terasa berjalan begitu cepat dan akan segera meninggalkan umat Muslim.

Di bulan Ramadhan, terdapat begitu banyak amalan dan pahala yang bisa didapatkan.

Puncak dari ibadah puasa di bulan Ramadhan ialah Hari Raya kemenangan atau Idul Fitri.

Pada hari raya Idul Fitri, umat Muslim di sunahkan untuk melaksanakan shalat Id.

Kebiasaan masyarakat di Indonesia selama ini, setelah shalat Id umat Islam saling memberi dan meminta maaf kepada sanak saudara atau tetangga dengan bersalam-salaman dan saling mengunjungi.

Namun bagaimana halnya jika perayaan Idul Fitri dilakukan saat pandemi corona?

Baca juga: Soal Silaturahmi di Hari Raya, Sudah Ada Sejak Zaman Rasulullah hingga Dapat Hapuskan Dosa

Tak saling mengunjungi

Warga di Kampung Nelayan Nambangan menunaikan Shalat Idul Fitri 1440 H di Masjid Al Mabrur Nambangan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/6/2019).ANTARA FOTO/MOCH ASIM Warga di Kampung Nelayan Nambangan menunaikan Shalat Idul Fitri 1440 H di Masjid Al Mabrur Nambangan, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (5/6/2019).

MUI mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melakukan acara saling mengunjungi.

Ha itu ditegaskan oleh Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas.

Seperti diketahui, kegiatan saling mengunjungi adalah budaya atau adat dari masyarakat Indonesia bila hari raya Idul Fitri telah tiba.

"Kenapa kita imbau untuk sementara waktu tidak saling mengunjungi, karena hal ini jelas sangat berisiko tinggi, di tengah pandemi Covid-19," kata Anwar kepada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Dianjurkan bagi masyarakat untuk tidak melakukan beberapa tradisi-tradisi di atas agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Pasalnya sesuai anjuran pemerintah untuk tidak berkerumun dan selalu menjaga jarak guna menghindari meluasnya penyebaran virus corona.

Baca juga: Mengenal Sidang Isbat dan Penentuan Awal Ramadhan, Syawal serta Dzulhijjah

Tak perlu bersalam-salaman

Ilustrasi berjabat tanganshutterstock Ilustrasi berjabat tangan

Anwar menjelaskan, di masa pandemi seperti ini boleh untuk tidak melakukan salam-salaman.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com