Oleh Zainun Nasihah Ghufron*
ETIKA secara normatif merupakan keharusan atau kewajiban seseorang untuk berfikir dan bertindak berlandaskan fondasi rasional. Sementara kepedulian adalah sebuah sikap yang lahir dari panggilan etik yang bersumber dari dasar naluri kemanusiaan.
Panggilan keberadaban ini men-delete sejumlah sikap arogansi, kultus individu, dan sikap sikap asosial, lalu menumbuhkan empati terhadap sesama penduduk bumi.
Naluri dasar kemanusiaan ini tidak pernah memilih warna kulit, perbedaan gender, agama dan perbedaan lainnya.
Ia tumbuh mengalir menyapa setiap entitas tak ubahnya angin berembus tanpa bertanya ras dan golongan. Karena secara natural kepedulian merupakan tabiat yang dimiliki oleh manusia.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Hakikat dan Keutamaan Ramadhan di Situasi Pandemi
Terkait dengan situasi pandemi Covid-19, memunculkan deretan pertanyaan, di manakah negara, para miliuner? Tanyakan juga pada diri kita, apa yang sudah kita perbuat?
Seberapa signifikan upaya-upaya yang dilakukan oleh institusi yang berbasis organisasi sosial keagamaan dan kemasyarakatan? Institusi kepemudaan? Kelompok pejuang gender equality? Janji-janji para politisi?
Sudahkah ditunaikan utang kemanusiaan kita terhadap sesama? Agama apa pun memiliki konsep agar penganutnya sadar terhadap realitas sosial, yang disebut dengan kewajiban beramal saleh.
Sebut saja Islam, dengan aturan syariat yang mewajibkan zakat, infaq, shodaqoh, dan seterusnya terhadap asnaf-asnaf yang telah ditentukan.
Karena beragama bukan terhenti pada ikhtiar membangun hubungan vertikal dengan Tuhan, tetapi poin terbesarnya adalah membangun hubungan horizontal terhadap sesama manusia dan alam.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Pemimpin dan Amanah
Celakanya, kita merasa sudah menjalankan kewajiban beragama dengan memupuk kesalehan individu serta melakukan serangkaian ritual, kemudian alpa dengan tangisan anak tetangga sebelah rumah kita.
Apakah hari ini mereka yang tergolong kaum dhuafa, fakir miskin, dan ibnu sabil sedang menikmati hidangan berbuka puasa sebagaimana suguhan menu di meja makan kita? Atau justru mereka belum minum seteguk air pun.
Negara memiliki filosofi dasar, keadilan sosial, yang tertera jelas dalam dasar negara Pancasila. Seberapa jauh tanggung jawab konstitusi dan amanah kerakyatan dilaksanakan?
Islam memiliki Nash dan Sunnah, yang terus diulang dalam Al Quran, di antaranya: "Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, 'Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orangtua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan mereka yang berada dalam perjalanan.'" QS: 2:215.
Kedua konsep di atas meski lahir dari paradigma yang berbeda, yang satu mengandung makna, bahwa negara wajib hadir di setiap peristiwa yang menyebabkan bertambahnya orang miskin dan rentan miskin, yang kedua menekankan pada makna pendorong dan motivasi, bahwa agama hadir untuk mengingatkan manusia pada hakikat kemanusiaanya.