Covid-19 pun mengubah langkah aktivitas kehidupan manusia secara radikal. Hampir semua aktivitas—bekerja, belajar, berdakwah, berdagang, bahkan berpolitik—dilakukan secara daring atau virtual.
Kini manusia dalam posisi yang sama. Jika ibadah puasa mampu menghadirkan spirit egalitarisme di kalangan umat Islam di seluruh dunia, di mana semuanya menjalankan perintah yang sama dari Allah SWT (tak peduli warna kulit ataupun derajat sosial seseorang), maka hal sama terjadi saat wabah Covid-19 melanda.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Islam Agama Lapang di Tengah Pandemi Covid-19
Pandemi mematikan tersebut tidak pandang bulu, siapapun orangnya (kaya atau miskin, muda ataupun tua, dan sebagainya) bisa tertular Covid-19.
Karenanya, ibadah puasa di tengah wabah Covid-19 me-restart diri manusia agar merenung dan mengingat kembali kekuasaan Allah SWT. Sehebat apapun manusia berencana, Tuhanlah yang menentukan.
Selain itu, kita berharap puasa di tengah pandemi tidak hanya mampu menumbuhkan kepekaan spiritual seseorang, namun juga kepekaan sosial. Wujud dari kepekaan sosial ialah sikap empati dan pro-sosial.
Empati berarti suatu keadaan di mana orang merasa dirinya berada dalam perasaan atau pikiran yang sama dengan orang lain. Sementara pro-sosial merupakan tindakan moral seperti rela membantu seseorang yang membutuhkan.
Baca juga: Hikmah Ramadhan: Zuhud
Sebagai musibah kemanusiaan, wabah Covid-19 bukan saja persoalan kesehatan, namun punya ekses turunan berupa dampak sosial ekonomi.
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan, akibat Covid-19, setidaknya terdapat sekitar 1,6 juta warga negara Indonesia yang telah mendapatkan PHK dan dirumahkan.
Sementara Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memproyeksikan, seiring dengan meluasnya wabah Covid-19, maka tingkat kemiskinan di Indonesia juga makin bertambah.
Sebagai contoh, saat ini saja ada sebanyak 115 juta masyarakat rentan miskin di Tanah Air. Dengan adanya musibah Covid-19, golongan tersebut rentan sekali jatuh ke bawah garis kemiskinan.Sehingga proyeksi penduduk miskin per-September 2020 akan berada di kisaran 26-26,5 juta jiwa.
Karena itu, umat Islam sebagai mayoritas penduduk di Tanah Air (jumlahnya 89 persen menurut data survei lembaga Arus Survei Indonesia, April 2019) harus mampu menjadikan bulan puasa di tengah pandemi ini sebagai momentum me-restart kesadaran untuk berbagi dan berderma.
Semua harus bahu membahu dan saling membantu antar-sesama. Semoga. (Ali Rif’an, Pimpinan Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU), Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.