Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Berbuka Puasa atau Shalat Maghrib, Mana yang Lebih Baik Didahulukan?

Kompas.com - 25/04/2020, 16:53 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Berbuka puasa merupakan saat-saat yang paling dinanti oleh umat Islam selama bulan Ramadhan.

Setelah melewati puasa satu hari penuh, menyantap hidangan buka (iftar) adalah sebuah kenikmatan yang tak bisa dihindarkan.

Makanan dan minuman yang umum disantap setiap hari, kini berubah menjadi istimewa saat berbuka puasa. Karena itu, tak sedikit orang ingin segera menyantap makanan berbuka.

Baca juga: Hukum Memakai Obat Kumur dan Gosok Gigi Saat Puasa Ramadhan, Batalkah Puasanya?

Waktu buka puasa yang bersamaan dengan masuknya shalat Maghrib memunculkan sebuah pertanyaan: "Antara berbuka puasa dan shalat maghrib, mana yang lebih baik didahulukan?"

Aminul Fatwa Darul Ifta' Mesir Syekh Ahmad Wasam dalam sebuah video yang diunggah melalui kanal You Tube Darul (20/5/2018) Ifta' menjelaskan mengenai perkara ini.

Menurutnya, Rasulullah dulu ketika memasuki waktu Maghrib terlebih dahulu berbuka puasa dengan menyantap beberapa kurma kemudian baru melaksanakan shalat maghrib.

Hal itu sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA:

"Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam biasanya berbuka puasa dengan menyantap beberapa buah kurma segar (ruthab) sebelum mendirikan shalat Maghrib. Dan bila tida ada kurma segar (ruthab) maka beliau menyantap beberapa buah kurma kering (tamr), dan bila tidak ada kurma, maka beliau meneguk beberapa teguk air." (HR. Ahmad dan Abu Dawud).

Baca juga: Ingin Tetap Fit Selama Ramadhan? Berikut Tips Makan dan Minum Saat Berpuasa

 

Makanan berat

Illustrasi berbuka puasa dengan kurma terlebih dahuluDok. Shutterstock Illustrasi berbuka puasa dengan kurma terlebih dahulu

Oleh karena itu, Syekh Ahmad Wasam menyebut bahwa dalam kasus ini yang lebih baik adalah membatalkan puasa (iftar) dengan kurma terlebih dahulu.

Baru setelah menunaikan shalat Maghrib, bisa melanjutkan santapan berbuka dengan makanan yang lebih berat.

Mustafa Dib al-Baga dalam kitab At-Tadzhib fi Adillati Matan al-Gayah wa at-Taqrib juga menjelaskan bahwa lebih baik berbuka terlebih dahulu dengan beberapa kurma atau air baru kemudian shalat Maghrib dan dilanjutkan dengan makan.

Hal itu didasarkan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dengan sanad sahih:

"Sesungguhnya Rasulullah SAW ketika puasa, ia tidak shalat sebelum berbuka dengan makan kurma matang dan air. Jika musim dingin, Rasulullah tidak shalat sebelum memakan kurma kering dan air."

Baca juga: Berikut Cara Mengatur Konsumsi Air Putih 8 Gelas Sehari Saat Puasa Ramadhan

 

Ilustrasi kurma jenis Medjool. SHUTTERSTOCK/BRENT HOFACKER Ilustrasi kurma jenis Medjool.

Menyegerakan berbuka juga termasuk di antara sunah puasa Ramadhan, sebagaimana dalam hadis yang diriwayatkan oleh Sahl bin Sa'ad RA:

Rasulullah SAW bersabda: "Manusia senantiasa dalam kebaikan selama menyegarakan berbuka." (HR Bukhari Muslim).

Namun, hal yang perlu diperhatikan saat berbuka puasa adalah tidak boleh makan dan minum secara berlebihan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al Quran Surat Al-A'raf ayat 31:

"Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan."

Kendati demikian, mendahulukan berbuka puasa dari pada shalat Maghrib adalah sebuah kesunnahan, bukan kewajiban.  Artinya, siapa pun yang mengerjakannya akan mendapat pahala dan tak ada dosa bagi yang tidak melakukannya.

Baca juga: Mengapa Harga Sejumlah Komoditas Pangan Melambung di Momen Tertentu seperti Ramadhan?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Jadwal Imsak dan Buka Puasa Ramadhan 1441 H/2020 M untuk Wilayah Jakarta dan Sekitarnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Berkah Ramadan, Momen Mulia dan Kelebihan Istimewa yang Tak Tergantikan

Ramadhan
Ramadhan Momentum Mengenalkan 'Halal Lifestyle' bagi Anak

Ramadhan Momentum Mengenalkan "Halal Lifestyle" bagi Anak

Ramadhan
Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Puasa Ramadhan Perkuat Kesejahteraan Mental dan Emosional

Ramadhan
'Ekspedisi Batin' Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

"Ekspedisi Batin" Ramadhan untuk Pemurnian Jiwa

Ramadhan
Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Cahaya Ramadhan, Merenungi Kehidupan dalam Bulan Suci

Ramadhan
Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan Sepanjang Tahun

Ramadhan
Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Mengembangkan Diri Melalui Ibadah Ramadhan

Ramadhan
Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan Stimulus Kepekaan Sosial

Ramadhan
Merengkuh Kemenangan Sejati

Merengkuh Kemenangan Sejati

Ramadhan
Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Sidang Isbat Tetapkan 1 Syawal Jatuh pada 2 Mei

Ramadhan
Keistimewaan Puasa Ramadhan

Keistimewaan Puasa Ramadhan

Ramadhan
Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Puasa Ramadhan, Ketakwaan, dan Pancasila

Ramadhan
Mudik Berkemajuan

Mudik Berkemajuan

Ramadhan
Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Meraih Ketakwaan dengan Puasa

Ramadhan
Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Lailatul Qadar Ada Pada Diri Kita

Ramadhan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
icon-calculator

Kalkulator Zakat

Rp.
Rp.
Rp.
Minimal Rp6.644.868 per bulan
ornament calculator
Komentar
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com