Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2023, 14:07 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT MRT Jakarta (Perseroda) memiliki alasan dibalik membangun kawasan park and ride yang berada di stasiun sisi selatan yakni, Fatmawati maupun Lebak Bulus.

Menurut Direktur Utama MRT Jakarta Tuhiyat, hal ini dikarenakan agar masyarakat menggunakan transportasi publik.

"Saya tidak menyarankan bangun park and ride di kawasan kota, jadi harus ada di ujung dan di ujung. Tujuannya untuk apa? Supaya mereka menggunakan transport public, apapun transport public-nya," kata Tuhiyat di Jakarta, Kamis (9/6/2023).

Sebab, kata Tuhiyat, 43 persen emisi yang dihasilkan maupun 80 persen polusi sama-sama berasal dari kendaraan pribadi.

Dari fenomena tersebut, menyebabkan kerugian hingga Rp 100 triliun per tahun atau dapat membangun empat kali Stasiun MRT Lebak Bulus.

Baca juga: MRT Jakarta Tembus Stasiun Harmoni Tahun 2027, Ini Progresnya

"Kalau kita nominalkan, Rp 100 triliun kerugian kita per tahun. Itu bisa membangun empat kali (stasiun) Lebak Bulus," ucap Tuhiyat.

Namun, dia menyadari cara agar masyarakat ingin menggunakan transportasi publik adalah dengan diberikannya kemudahan seperti kawasan Transit Oriented Development (TOD).

"Apa sih TOD? Coba lari ke Blok M, ada Stasiun (MRT) Blok M BCA, kemudian interconnected-nya terhubung Blok M Plaza, kemudian di sampingnya ada Taman Martha Christina Tiahahu, ruang publik disitu. Itu TOD apa artinya? Terintegrasinya antara ruang terbuka atau building dengan mobilitas orang sehingga mudah," sambungnya.

Maka dari itu, imbuh Tuhiyat, MRT Jakarta memiliki kewajiban dalam membangun kawasan TOD dengan keterhubungan stasiun di sisi selatan Fatmawati, Blok M, Istora Senayan, maupun Dukuh Atas.

Menurut dia, Stasiun MRT Dukuh Atas juga disebut-sebut sebagai center point (titik pusat) integrasi transportasi publik karena semuanya ada di daerah tersebut.

"MRT, LRT Jabodebek yang akan beroperasi dan diresmikan 18 Agustus (2023), kemudian Commuter Line, kereta bandara, Transjakarta. Dari situ orang terintegrasi sempurna, kita lihat nanti pengembangannya, termasuk jembatan yang menghubungkan sekarang dari LRT Jabodebek yang akan dioperasikan menuju Commuter Line," tukas Tuhiyat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com