Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Diminta Bangun Fasilitas Umum Orang dan Barang, Ini Efeknya

Kompas.com - 22/05/2023, 07:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah disarankan untuk menyediakan fasilitas angkutan umum yang dapat membawa orang dan barang.

Menurut Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan dan Penguatan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, hal ini tentunya dapat menyejahterakan masyarakat.

Sebagai contoh, setelah lebih dari setahun jalan di Liang Melas Datas Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara (Sumut) diperbaiki, pertanian di daerah itu bangkit.

Baca juga: Dicopot Usai Jokowi Tinjau Jalan Rusak, Kadis PUPR Sumut: Enjoy Saja

Harga pupuk menurun dan harga hasil bumi meningkat. Perbaikan jalan sudah mencapai 24 kilometer dari 38 kilometer diharapkan tuntas.

"Contoh yang bagus ketika akses jalan ditingkatkan dapat mengungkit pertanian daerah. Namun, belum tentu dapat menyejahterakan petani secara individu," tutur Djoko dalam keterangan tertulis, Minggu (21/5/2023).

Hal ini terjadi lantaran harga masih ditentukan oleh para pengumpul yang berada di desa.

Maka dari itu, alangkah lebih baik jika pemerintah juga menyediakan fasilitas angkutan umum yang dapat membawa orang dan barang.

"Angkutan tersebut dapat dikelola oleh Badan Usaha Masyarakat Desa (BUMDES)," sambung Djoko.

Petani dapat membawa hasilnya sendiri tanpa tergantung pada pengumpul atau pengumpul dalam bentuk koperasi. Sehingga, petani juga diuntungkan.

Ada pembagian keuntungan dari kelebihan ongkos membawa hasil panen ke pasar di kota terdekat.

Menurut Djoko, jika petani sejahtera, tentunya akan banyak kaum milenial yang berminat menjadi petani.

Nyatanya, tidak banyak anak petani mau meneruskan usaha orang tuanya dengan profesi yang sama.

"Lantaran tahu sebagai petani tidak menjadikan hidup lebih sejahtera. Belum bisa menggoda kaum milenial menjadi petani," kata dia.

Maka dari itu, konsep angkutan bus perintis adalah membangun keterhubungan untuk pemerataan pembangunan hingga ke seluruh pelosok nusantara yang sasarannya daerah terpencil, terluar, tertinggal, dan pedalaman (3TP).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com