Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Teknologi Ini, Ruas Tol Trans-Sumatera Dirancang Tahan Gempa

Kompas.com - 28/03/2023, 09:30 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hutama Karya (Persero) sebagai perusahaan yang membangun dan mengoperasikan hampir seluruh ruas di Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) terus mengembangkan inovasi guna menghasilkan jalan tol yang bermutu dan tahan gempa.

Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro menjelaskan, sebelum membangun JTTS, Hutama Karya terlebih dahulu melakukan perencanaan dengan memperhatikan berbagai aspek agar jalan tol yang dibangun memiliki kualitas jalan tol yang kokoh.

Apalagi, Indonesia berada di antara tiga lempeng besar dunia yang aktif, di mana Pulau Sumatera masuk dalam daerah yang berpotensi terkena gempa bumi.

Salah satu teknologi yang diusung untuk pertahanan gempa tersebut yaitu Lead Rubber Bearing (LRB) atau bantalan karet inti timbal yang banyak diterapkan di struktur jembatan.

Karena teknologi ini memberi kemampuan redaman yang tinggi dengan memanfaatkan karet alam yang melimpah di Indonesia.

"Sebelum LRB diterapkan di jalan tol, telah dilakukan uji coba verifikasi standar spesifikasi kondisi dinamik gempa terlebih dahulu untuk membuktikan performa karakteristiknya dengan menggunakan mesin uji terbesar di Asia Tenggara," terang Koentjoro dalam keterangan resmi dikutip dari laman Hutama Karya, pada Senin (27/03/2023).

Baca juga: 7.918 Km Jalan Nasional di Sumatera Siap Sambut Pemudik Lebaran

Menurutnya, LRB memiliki fungsi yang cukup krusial dalam menjaga keamanan struktur saat terjadi gempa, sehingga ketahanan struktur jalan tol lebih terjamin.

Di mana LRB telah diterapkan di beberapa ruas JTTS seperti Tol Binjai-Brandan dan Tol Bangkinang-Koto Kampar.

Penerapan teknologi LRB memberikan kualitas terbaik pada jalan tol yang dikelola sehingga menambah umur ketahanan kualitas jalan tol serta menciptakan jalan tol yang aman dan nyaman bagi pengguna yang melintas di JTTS.

"Terlebih saat ini JTTS sudah semakin panjang dan minat masyarakat untuk melintas semakin meningkat," pungkas Koentjoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com