Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ruang Tampungan Air Bendungan RI Kurang dari 50 Persen, Apa Solusinya?

Kompas.com - 24/03/2023, 14:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyebutkan, dari 230 bendungan di Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan kurang dari 50 persen dari aliran masuk tahunannya.

Saat menghadiri HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters di New York, Amerika Serikat, Basuki bercerita bahwa bendungan di Indonesia bisa terisi air dengan mudah pada awal musim hujan.

Akan tetapi, fenomena tersebut membuat tidak tersisanya ruang untuk resapan puncak pembuangan.

"Kondisi menjadi lebih menantang karena hanya beberapa bendungan yang dilengkapi dengan pintu di spillway (pelimpah) atau intake untuk melepaskan air lebih awal dan menyediakan ruang bagi curah hujan yang lebih tinggi,” katanya dikutip dari laman Kementerian PUPR, Jumat (24/3/2023).

Untuk mengatasi tantangan tersebut, saat ini Kementerian PUPR berupaya memodifikasi bendungan dengan mengoptimalkan kapasitas intake dan menambah pintu air.

Baca juga: Jelang Tahun ke-14: PT SMI Perkuat Komitmen Atasi Perubahan Iklim

“Hal ini perlu dilakukan untuk memungkinkan pelepasan air dapat terjadi lebih awal di tampungan bendungan," katanya.

Sehingga, terdapat ruang penyimpanan bagi debit puncak selanjutnya. Implementasi strategi ini telah diterapkan pada 62 bendungan yang baru dibangun dan sedang dibangun.

Basuki membeberkan, Kementerian PUPR juga bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk optimalisasi pemanfaatan prediksi curah hujan.

Informasi prakiraan dan prakiraan cuaca dievaluasi secara menyeluruh dan digunakan sebagai masukan untuk pengoperasian dan pemeliharaan infrastruktur Kementerian PUPR.

Basuki pun mengapresiasi keberlanjutan forum diskusi HELP sehingga para delegasi yang hadir dapat saling berbagi pengalaman dan solusi mengenai penanganan bencana terkait air yang terjadi di negaranya.

Sebelumnya, konferensi HELP diselenggarakan di Bali pada tahun 2022 sebagai salah satu rangkaian G20 Special Event.

“Indonesia erat kaitannya dengan banjir, tanah longsor, kekeringan dan bencana air lainnya. Sehingga, kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan dari forum ini sehingga kita semua dapat saling berbagi,” tutupnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com