Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inovasi, Kunci Jasa Marga Ciptakan Jalan Tol yang Aman Dilintasi

Kompas.com - 12/03/2023, 20:07 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

Bahkan, Djoko menyampaikan, 85 persen kecelakaan di jalan tol Perseroan selama tahun 2022 disebabkan faktor pengemudi, baik karena kurang antisipasi, mengantuk, lelah, hingga tidak tertib.

"Lihat saja kecelakaan yang menewaskan mantan Wakil Menteri PUPR Hermanto Dardak pada Sabtu (20/8/2022) lalu. Itu disebabkan pengemudi yang diduga mengantuk sehingga kehilangan konsentrasi dan menabrak bagian belakang Truk Hino yang sedang melaju di depannya," tutur Djoko.

Dia menambahkan, memang locus kecelakaan berada di Km 341+400 B Tol Pemalang-Batang kelolaan PT Waskita Tollroad, namun tol ini terkoneksi dengan Tol Semarang-Batang yang merupakan kelolaan Jasa Marga.

Nah, menurut Djoko yang mengutip keterangan Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasatlantas) Polres Batang AKP Dhayita Daneswari, pengemudi mengantuk karena lelah setelah menempuh perjalanan Tol Semarang-Batang sepanjang 74,90 kilometer tanpa henti.

"Sementara panjang Tol Pemalang-Batang membentang 39 kilometer dengan pengemudi melajukan kendaraannya berkecepatan 100 kilometer per jam," cetus Djoko.

Menyadari fenomena rendahnya kesadaran pengemudi pengguna tol, Perseroan pun secara berkala menggelar program safety riding (keamanan berkendara) bertajuk Road Safety Rangers.

Terbaru adalah program safety riding yang digelar pada Minggu (12/2/2023).

Djoko beranggapan, Jasa Marga merupakan pelopor terciptanya jalan tol berkeselamatan. Perseroan berupaya melakukan sejumlah perbaikan, sosialisasi, evaluasi, dan terus berinovasi.

"Tak sekadar menciptakan singing road di Tol Ngawi-Kertosono supaya menyadarkan pengemudi dari rasa ngantuk, namun juga upaya-upaya lainnya yang sudah dilakukan untuk mendukung sisi keselamatan," imbuh Djoko.

Upaya-upaya dimaksud adalah perawatan jalan secara fisik (preservasi), inovasi dan penggunaan teknologi mutakhir, serta operasionalisasi yang efektif dan efisien.

Salah satunya adalah dengan mengoperasikan kendaraan hawk eye. Kendaraan ini dilengkapi kamera digital, sistem akuisisi data, GPS dan DGPS, GIPSI Trac Geometry, automatic crack detection, rotor pulser, side projection laser, dan front laser.

Kendaraan ini berfungsi mengintegrasikan beberapa peralatan sensor untuk mendapatkan data karakteristik komponen jalan dan mengumpulkannya sekaligus dalam tingkatan jaringan.

Kemudian mendapatkan nilai kondisi jalan sehingga bisa menentukan penanganan perbaikan jalan berdasarkan nilai Surface Distress Index (SDI).

Fungsi lainnya adalah analisa keselamatan jalan seperti yang direkomendasikan International Road Assessment Programme (iRAP) Star Rating.

Selain itu, kendaraan ini juga bisa mengeluarkan data retak dan lubang jalan sehingga tidak lagi membutuhkan analisa manual.

Dengan berbagai upaya tersebut, Miko berani mengeklaim bahwa Tol Jagorawi, Tol Cipularang, dan tol-tol Jasa Marga lainnya sangat aman dilintasi.

"Pada akhirnya memang, jalan tol berkeselamatan, bukan hanya pada pemegang konsesi, melainkan upaya-upaya panjang semua pihak, baik badan usaha jalan tol (BUJT), Kepolisian selaku penegak aturan, Kementerian Perhubungan yang bertanggung jawab pada angkutan, serta pengemudi sebagai user," tuntas Djoko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com