BANGKA, KOMPAS.com - Sisa pembakaran batu bara atau fly ash bottom ash (FABA) yang dihasilkan PLTU di Kepulauan Bangka Belitung mencapai 1.950 ton per bulan.
Limbah yang sudah ditetapkan sebagai material tidak berbahaya itu kini dimanfaatkan untuk mendukung berbagai program pembangunan daerah.
Akademisi hingga kelompok masyarakat dilibatkan dalam pengelolaan FABA berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dosen Program Studi Silvikultur Tropika Universitas IPB Irdika Mansur mengatakan, FABA bisa dimanfaatkan untuk menjaga kesuburan tanah wilayah Bangka Belitung.
Baca juga: Pengendalian Lumpur Sidoarjo Jadi Target Utama Ditjen SDA Tahun 2023
Hal ini mengingat sebagian besar wilayah berstruktur tanah berpasir.
"FABA mampu memperbaiki pH (tingkat keasaman) tanah dan insektisida, juga mampu memperbaiki tekstur tanah, aerasi, perkolasi dan kemampuan menahan air (WHC), menurunkan kepadatan tanah (bulk density), dan konsumsi material amelioran tanah lainnya," kata Irdika saat kunjungan ke PLTU, Senin (30/1/2023).
Pasokan FABA berasal dari PLTU Air Anyir Bangka sebanyak 1.200 ton per bulan dan PLTU Suge Belitung dengan total produksi FABA 750 ton per bulan.
Komunitas Bangka Environment Creative Activist of "Kawa" (Becak) Bangka Belitung Arinda Unigraha mengaku baru menyadari berbagai manfaat dari FABA PLTU.
Dia pun memastikan akan turut berpartisipasi dalam pemanfaatan FABA untuk meningkatkan kesuburan tanah di Bumi Serumpun Sebalai.
FABA layak dipandang sebagai sumber daya yang menyimpan potensi dalam memperbaiki lahan non produktif. Di sini saya melihat begitu banyak manfaat, termasuk memperbaiki pH (tingkat keasaman) tanah dan insektisida.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.