Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 21/01/2023, 19:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Berbagai risiko global dikhawatirkan bisa menjadi ancaman komitmen perlindungan iklim yang direncanakan banyak negara, termasuk Indonesia.

Hal ini terungkap dalam Laporan Risiko Global Edisi ke-18 dari Forum Ekonomi Dunia (WEF), yang berkolaborasi dengan Marsh McLennan dan Zurich Insurance Group.

Ancaman tersebut tetap menjadi sorotan, kendati pertumbuhan ekonomi di Indonesia diperkirakan masih akan cukup kuat tahun ini dan investasi masih akan terus masuk.

Dalam satu dekade mendatang, diperkirakan akan terjadi krisis lingkungan dan sosial yang didorong oleh adanya tren geopolitik serta ekonomi.

Selain itu, krisis biaya hidup dinobatkan sebagai risiko global yang memiliki dampak terparah selama dua tahun ke depan dan akan mencapai puncaknya dalam jangka pendek.

Adapun krisis biaya hidup, atau peningkatan biaya hidup dipicu oleh biaya energi dan makanan yang lebih tinggi.

Kemudian hilangnya keanekaragaman hayati dan kehancuran ekosistem dipandang sebagai salah satu risiko global yang paling cepat memburuk selama satu dekade berikutnya.

Baca juga: Taman Laudato Si, Implementasi Ensiklik Paus Fransiskus yang Prihatin dengan Perubahan Iklim

President Director dan CEO Marsh Indonesia Douglas Ure mengatakan, terdapat banyak tujuan dan komitmen yang dibuat sehubungan dengan perlindungan iklim dan keberlanjutan. Namun, mewujudkan tujuan tersebut adalah hal yang berbeda.

"Kita telah melihat banyak negara membuat komitmen, dan kemudian mundur atau tidak mencapai komitmen tersebut," kata Douglas, seperti dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com, Sabtu (21/1/2023).

Douglas menambahkan, berbagai pemangku kepentingan telah mengambil tindakan terhadap perubahan iklim, di antaranya melalui sumber energi alternatif, praktik pertanian yang lebih baik, rantai pasokan yang lebih berkelanjutan terkait dengan transportasi makanan.

"Diversifikasi dan adaptasi perubahan iklim umumnya mulai dilihat sebagai prioritas jangka pendek daripada sesuatu yang membutuhkan tindakan untuk jangka panjang. Semuanya akan berdampak positif pada perubahan iklim," imbuh Douglas.

Menurut Douglas, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menyediakan dukungan demi menjaga komitmen terhadap perlindungan iklim yang dinilai sudah cukup baik di Indonesia,

Hal ini untuk memastikan bahwa Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengurangi dampak berbahaya dari perubahan iklim, meskipun di tengah berbagai tantangan global.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+