Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dipangkas, Sektor Properti Akan Tetap Bergairah

Kompas.com - 12/01/2023, 15:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

"Tapi kami sebagai developer tetap melihat peluang," ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (12/01/2023).

Dia menjelaskan, kebetulan KPR komersial di Indonesia sampai dengan sekarang tidak mengalami kenaikan bunga, dan inflasi di Indonesia juga masih pada kisaran 5 persen.

"Kita beruntung dapat rezeki windfall dari sektor pertambangan. Khususnya batubara membuat kita mencapai record income negara tertinggi. Inflasi yang tinggi itu di negara lain, bukan di Indonesia," tandasnya.

Untuk KPR Bersubsidi FLPP, pasar segmen tersebut tetap menjanjikan. Apalagi dengan dukungan pemerintah guna memenuhi kebutuhan perumahan sektor MBR.

Sementara untuk masyarakat segmen atas dengan potensi pembelian high property akan terbantu dengan kemudahan pembelian properti asing.

"Bahkan dengan adanya my second home visa yang berlaku sampai dengan 10 tahun, diharapkan mengangkat sektor properti di atas Rp 5 miliar," imbuhnya.

Sedangkan masyarakat segmen menengah tergantung KPR. Karena itu diharapkan sektor perbankan tetap mendukung penyediaan KPR dengan suku bunga bersaing.

"Agar calon konsumen bisa tetap membeli properti dengan angsuran yang terjangkau," katanya.

Baca juga: Jakarta Terendah, Ini 5 Provinsi yang Warganya Banyak Tinggal di Rumah Milik Sendiri

Kata Bambang, segmen yang memerlukan dukungan adalah masyarakat berpenghasilan tanggung (MBT). Umumnya generasi milenial yang penghasilannya di atas MBR, tapi tidak berbeda jauh.

Celakanya, kalangan MBT ini yang harus membayar KPR dengan bunga komersial. Ini sangat memberatkan MBT, padahal mereka yang jadi tulang punggung pergerakan ekonomi kreatif dan IT.

"Harusnya selain ke MBR, kaum MBT perlu didukung juga. Tapi tidak usah sebesar MBR, misal 50 persen dari subsidi bunga FLPP," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com