Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembang Properti dan Perbankan Percaya Diri Sambut 2023

Kompas.com - 30/11/2022, 17:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang properti dan perbankan Nasional percaya diri menyambut tahun 2023 mendatang dengan optimisme tinggi.

Kendati demikian, tantangan besar tetap harus diantisipasi dengan sejumlah rencana, strategi, dan juga kesiapan agar pasar properti tetap menarik dan menunjukkan tren positif. 

Hal itu terungkap dalam pamer bincang yang digelar Forum Wartawan Perumahan Rakyat (Forwapera) bertajuk “Trend dan Strategi Penyaluran KPR di Tengah Ancaman Kenaikan Suku Bunga”, di Synthesis Huis, Jakarta Timur, Rabu (30/11/2022).

Sekretaris Jenderal DPP REI Hari Ganie mengatakan, kebutuhan rumah di Indonesia sangat tinggi dengan catatan  backlog mencapai 12,75 juta unit hingga 2020. Untuk itu pasar perumahan akan terus tumbuh, terutama untuk end user.

Baca juga: Seluas Apa Ukuran Kamar Tidur Ideal Rumah Sederhana di Indonesia?

Kenaikan suku bunga acuan yang terus merangkak naik menjadi 5,25 persen dan selalu menjadi momok, sampai saat ini belum memicu kenaikan suku bunga KPR.

"Hal ini karena perbankkan melihat dari banyak faktor. Pengembang properti pun tetap optimistis ekonomi makro Indonesia akan terus bagus," imbuh Hari.

Pengembang akan terus melakukan inovasi terkait banyak hal untuk menggaet pembeli, seperti konsep perumahan, desain, dan fasilitas.

Untuk itu, REI akan terus mendorong pemerintah agar kembali memberikan berbagai stimulus guna membangkitkan sektor properti lepas dari tekanan.

Seperti pemberlakuan kembali insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) 100 persen yang terbukti efektif meningkatkan daya beli masyarakat.

Hal yang sama dikatakan Managing Director Synthesis Huis Aldo Daniel. Pihaknya tidak terlalu khawatir kenaikan suku bunga KPR akan menganggu minat pembeli.

Hal itu disebabkan mayoritas pembeli adalah end user dan pembeli rumah pertama (first home buyers). Kelompok di pasar ini biasanya membeli rumah karena kebutuhan.

Baca juga: Tahun 2023, BP Tapera Targetkan Penyaluran 220.000 Rumah FLPP

“Rumah adalah kebutuhan. Setiap saat ada orang yang menikah dan mereka pasti membutuhkan rumah untuk keluarganya. Jadi kami yakin pasar residensial tetap bergerak meski pun bunga KPR naik,” jelasnya.

Selain itu, Synthesis Huis menargetkan segmen kelas menengah atas dengan harga jual mulai Rp 1 miliar per unit sehingga mayoritas pembeli atau sekitar 60 persen membeli secara tunai bertahap serta sisanya tunai dan KPR.

Synthesis Huis sedang fokus melakukan pengerjaan konstruksi rumah untuk memenuhi serah terima unit secara tepat waktu.

Inovasi produk KPR

Pihak perbankkan pun menunjukkan kepercayaan diri tinggi bahwa tahun depan penyaluran KPR akan terus naik. Tren peningkatan ini menyusul catatan positif tahun 2022.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com