Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bikin Rumah Lebih Tahan Gempa dengan Lapisan Ferosemen

Kompas.com - 24/11/2022, 19:35 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA,KOMPAS.com - Gempa bumi kembali terjadi di Indonesia. Kali ini, gempa berkekuatan 5,6 SR mengguncang Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11/2022) siang.

Gempa tersebut tak hanya menimbulkan korban material namun juga menelan ratusan korban jiwa. Hingga berita ini ditulis, tercatat 271 orang meninggal dan 2.034 orang mengalami luka-luka.

BNPB menyebutkan sebagian besar korban meninggal dan luka-luka tersebut diakibatkan tertimpa reruntuhan bangunan.

Baca juga: RISHA, Solusi Rumah Tahan Gempa

Fenomena gempa bumi sebenarnya bukanlah hal yang asing di Indonesia. Negara ini berada di jalur pegunungan berapi sehingga potensi terjadinya gempa sangat besar.

Karena itu, diperlukan langkah mitigasi yang tepat sasaran untuk mencegah kerugian yang lebih besar pada waktu-waktu mendatang.

Selain memberikan edukasi mengenai keselamatan diri saat terjadi gempa, pemerintah sebenarnya bisa menerapkan teknologi konstruksi yang bisa membuat bangunan lebih tahan gempa.

Dengan penerapan teknologi bangunan tahan gempa diharapkan jumlah kerusakan serta korban jiwa ketika terjadi guncangan gempa bisa diminimalkan. 


Salah satunya adalah membangun rumah tembokan yang lebih tahan gempa dengan menerapkan lapisan ferosemen.

Arsitek yang juga pendiri studio arsitektur Akanoma, Yu Sing Liem mengatakan penambahan ferosemen bisa menjadi cara memperbaiki rumah-rumah tembok yang tidak tahan gempa menjadi lebih aman.

Cara ini bisa menjadi langkah preventif yang relatif lebih murah bila dibandingkan dengan proses pembangunan rumah baru.

“Jadi lapisan ferosemen ini bisa ditambahkan pada rumah-rumah yang sudah dibangun dan tidak tahan gempa. Biayanya pun jauh lebih murah dibandingkan membangun rumah baru,” jelas Yu Sing saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/11/2022).

Dikatakan, teknologi ini terbukti berhasil dan dikembangkan oleh insinyur Indonesia pertama yang dikirim oleh pemerintah Indonesia untuk secara khusus mempelajari teknik gempa, Teddy Boen.

Baca juga: Pemerintah Pastikan Bangun Baru Rumah Korban Gempa Cianjur

Namun, Yu Sing menyayangkan cara ini belum banyak diterapkan oleh pemerintah serta pengembang properti.

Padahal ini bisa menjadi langkah untuk mencegah jatuhnya korban jiwa akibat reruntuhan bangunan saat terjadinya gempa.

Ia menambahkan, lapisan ferosemen ini sudah diujicoba pada bangunan berlantai 1. Untuk bangunan lantai 2, harus diperlukan pengujian lebih lanjut.

Lapisan ferosemen ini bisa diaplikasikan pada rumah yang konstruksinya terbuat dari batako dan bata untuk mendapatkan tampilan dinding yang seperti beton,” tegasnya.

Seperti dikutip dari situs litbang Kementerian PUPR, Ferosemen merupakan tipe dinding beton bertulang, dengan ukuran tipis kurang lebih 3 cm, dan dibuat dari mortar semen hidrolis, dengan perbandingan campuran semen dan pasir adalah 1:2.

Campuran tersebut kemudian diberi tulangan (kurang lebih 6 mm) dengan lapisan kawat anyam (wiremesh) ukuran kurang lebih 1 mm, terus-menerus dan rapat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com