Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Uji Coba Pembukaan TMII Wajah Baru Dinilai Kacau

Kompas.com - 21/11/2022, 12:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Mini Indonesia Indah (TMII) kembali dibuka pada Minggu (20/11/2022) setelah menjalani proses revitalisasi.

Pembukaan ini masih bersifat uji coba terbatas, sehingga jumlah tiket yang dijual pun dibatasi. Pada Minggu pagi ini, tiket yang tersedia sudah habis terjual.

Dari laman tamanmini.com diketahui tiket dijual seharga Rp 25.000. Kuota tiket yang sebelumnya tersedia pada hari pertama pembukaan TMII adalah 5.000 tiket.

Bagaimana kondisi uji coba hari pertama TMII pasca-revitalisasi?

Baca juga: Renovasi TMII Resmi Rampung, Apa Saja yang Berwajah Baru?

Menurut Aditya Luhut Sibarani, warga Bekasi, yang berkunjung bersama keluarga tercinta, TMII wajah baru terlihat lebih indah dan menyenangkan dipandang mata.

Namun, di balik keindahan visual itu, PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko belum siap mengelola dengan profesional.

Uji coba Minggu kemarin, dinilai Aditya sangat kacau. Khususnya soal sirkulasi pengunjung. 

"Wah kacau," ujar Aditya kepada Kompas.com, Senin (21/11/2022).

Kepadatan di pintu masuk dan area parkir TMII saat hari pertama uji coba terbatas, Minggu (20/11/2022). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Kepadatan di pintu masuk dan area parkir TMII saat hari pertama uji coba terbatas, Minggu (20/11/2022).
Kebijakan baru yang ditetapkan pengelola, juga dinilai menyulitkan pengunjung. Terutama terkait sirkulasi pengunjung yang berdampak pada semrawutnya kondisi TMII di satu titik, sementara di titik lain justru sepi.

"Hal ini sebagai dampak kebijakan mengenai parkir kendaraan non-listrik yang hanya diizinkan di wilayah timur, yaitu sekitar pintu 1 dan pintu 3," imbuh Aditya.

Dia pun membandingkan dengan kondisi tahun 2019, kendati jumlah pengunjung lebih banyak yakni sekitar 40.000-an orang, namun ternyata tidak menjadikan area TMII kacau.

Sebaliknya, wajah TMII saat itu masih terlihat rapi, dan pengunjung terdistribusi dengan baik, area sirkulasi terpantau lancar.

Ketidaksiapan TWC juga terlihat pada operasionalisasi shuttle car listrik. Menurut Aditya, prosedur untuk naik shuttle car ini tidak dirancang dengan efisien dan efektif.

Mobil dibiarkan wara wiri tak jelas tanpa jadwal rapi dan terpadu. Akibatnya, ribuan pengunjung berebutan naik tanpa bisa dicegah.

Kapasitas shelter juga tidak cukup untuk menaungi banyak orang di tengah terik matahari, dan kendaraan yang disediakan juga tidak cukup sehingga menimbulkan penumpukan panjang.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com