Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edy Rahmayadi: Drainase di Medan Banyak yang Mampat...

Kompas.com - 20/11/2022, 10:00 WIB
Kontributor Medan, Mei Leandha,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

MEDAN, KOMPAS.com - Saat meninjau banjir di Gang Merdeka, Keluran Seimati, Kecamatan Medanmaimun, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi bilang, menyelesaikan masalah banjir di Kota Medan butuh penanganan komprehensif dan proses panjang karena banyak masalah yang harus dibenahi.

"Banjir di Medan sudah sering terjadi, apalagi kalau turun hujan deras dengan durasi lama," kata Edy, Sabtu (19/11/2022).

Menangani tanggap darurat dan antisipasi banjir susulan, Edy meminta bantuan Dansat Brimob Polda Sumut mendirikan posko siaga dan dapur umum di kawasan Seimati agar warga tidak ada yang kelaparan, dan mengimbau warga melalui Kepling dan lurah untuk mengaktifkan Pos Siskamling.

Petugas BPBD dan aparat keamanan juga harus selalu mengantisipasi kemungkinan yang terjadi serta kerawanan keamanan.

Baca juga: Permukimannya Kumuh dan Rawan Banjir Rob, Kawasan Belawan Medan Ditata

Dia menjelaskan, Pemerintah Provinsi Sumut bersama Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) 2 akan merevitalisasi Sungai Badera untuk mengatasi banjir. Menurut Edy, sungai dan drainase harus terus dibenahi karena dipenuhi sedimen.

"Drainase di Medan banyak yang tumpat, ini yang mengakibatkan daya tampung air menurun, perlu dilakukan pengerukan rutin dan berkala," ucapnya.

Bantaran Seimati dihuni puluhan Kepala Keluarga (KK), Edy berharap mereka mau direlokasi karena sering terdampak banjir.

"Saya imbau warga mau direlokasi. Mengantisipasi banjir susulan, tetap siaga, ya..." kata Edy.

Bangun drainase dan kolam retensi

Di tempat terpisah, Wali Kota Medan Bobby Nasution menegaskan, Pemkot Medan tengah membangun drainase menggunakan u-ditch di banyak titik, bukan berarti menghilangkan banjir seketika. Sebab, fungsi drainase sebagai saluran pembuangan atau penghubung curahan air hujan menuju sungai.

"Itu sebabnya selalu saya sampaikan, baik Pemkot Medan, Pemprov Sumut dan BWS berkolaborasi agar sungai segera dinormalisasi," kata Bobby.

Normalisasi sungai dapat menampung air saat intensitas air tinggi di hulu. Mengingat jumlah sungai yang melintasi Kota Medan cukup banyak, normalisasi dilakukan bertahap. Satu lagi upaya mengatasi banjir adalah dengan membuat kolam-kolam retensi.

"Kalau ketinggian air sungai dapat kita kontrol, otomatis air drainase bisa lebih membuang air ke sungai sehingga meminimalisir banjir. Untuk kolam retensi, tahun ini kita mulai pembebasan lahan, tahun depan pembangunan fisik," ungkapnya.

Kolam retensi berfungsi menampung sementara air dari drainase sebelum disalurkan ke sungai. Setelah kolam penuh, baru dialirkan ke sungai.

Kolam retensi yang telah disepakati untuk dibangun berada di Kecamatan Medanselayang, depan Kampus Universitas Sumatera Utara (USU) dan di Martubung.

"Rektor USU akan memberikan tanahnya di depan biro rektor. Kita membangun kolam retensi di situ, kolam ini mempercepat aliran air dari drainase ke sungai," ucap Bobby.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com