Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Toilet, Indonesia Harus Belajar dari China dan India

Kompas.com - 19/11/2022, 05:30 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Toilet adalah simbol peradaban modern manusia, sekaligus etalase yang punya peran penting dan strategis dalam menciptakan citra sebuah bangsa.

"Kalau kita tidak bisa membersihkan toilet, yang lain omong kosong," ujar Chairman Marsh Indonesia Ignasius Jonan dalam Seminar World Toilet Day, di Toto Office Tower Jakarta, Jumat (18/11/2022).

Jonan tidaklah asal bicara. Hal ini karena keberadaan toilet sangat penting. Dia adalah simbol dasar yang harus terus dipertahankan kebersihannya, higienitasnya, dan juga kenyamanannya.

Namun sayangnya, standar kebersihan, kesehatan, dan kenyamanan toilet yang terdapat pada fasilitas-fasilitas publik di Indonesia naik turun.

Baca juga: Proyek Toilet yang Sulap Kotoran Manusia Jadi Mata Uang Digital Dihentikan

Menurut Jonan, kondisi itu sangat tergantung pada pimpinannya. Contohnya saja saat dia menjabat sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI.

Pada kurun itu (2009), seluruh pimpinan KAI menggunakan toilet khusus. Tak ada satupun dari mereka yang pernah merasakan dan menggunakan toilet publik untuk penumpang atau pengguna jasa KAI.

"Jadi mereka tidak mengalami betapa berbedanya toilet buat penumpang dan pimpinan. Makanya banyak yang sanksi kenapa ini dirut kok ngomongin toilet," ungkap Jonan.

Padahal ada sekitar 6.000 kloset di 150 stasiun di seluruh Indonesia. Sementara jumlah penumpang KAI per tahun bisa menyentuh angka 600 juta orang.

Chairman Marsh Indonesia Ignasius Jonan dalam Seminar World Toilet Day, di Toto Office Tower Jakarta, Jumat (18/11/2022).KOMPAS.com/Hilda B Alexander Chairman Marsh Indonesia Ignasius Jonan dalam Seminar World Toilet Day, di Toto Office Tower Jakarta, Jumat (18/11/2022).
Jika 10 persennya saja atau 6 juta orang menggunakan toilet di stasiun-stasiun itu, sama dengan 100-200 orang per hari menggunakan satu kloset.

"Bayangkan satu kloset digunakan 100-200 orang per hari. Tentu harus terus dibersihkan secara kontinyu agar toilet tersebut layak digunakan penumpang KAI," imbuh dia.

Kendati dikritik sana-sini, Jonan tetap bergeming, mengawali transformasi di tubuh KAI dari membersihkan toilet yang kemudian menjadi sebuah gerakan kesadaran masif.

China dan India

Hal senada dikemukakan Ketua Umum Asosiasi Toilet Indonesia (ATI) Naning Adiwoso. Menurutnya ketersediaan toilet bersih, sehat, dan higienis sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat.

Toilet dan sanitasi merupakan dua hal yang saling terkait. Toilet bersih sehat, dan higienis sangat memengaruhi sanitasi.

Dengan terbatasnya ketersediaan air bersih, maka kita harus bijak dalam menggunakan air dan menjaga lingkungan sekitar agar tetap bersih dan tidak mudah tercemar.

Hal di atas dapat dilakukan melalui perubahan pola pikir dan perilaku dan perkotaan. Adanya kesadaran dan kepedulian untuk menjadikan lingkungan bersih melalui toilet merupakan salah satu kunci utama, karena toilet dibutuhkan oleh semua orang, baik dewasa maupun anak-anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com