BANJARMASIN, KOMPAS.com - Ada yang baru dari kawasan Teluk Kelayan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel).
Daerah yang dulunya merupakan kawasan kumuh tersebut kini ditata lebih menarik menjadi kompleks hunian vertikal dan ruang publik bagi masyarakat sekitar.
Pekerjaan tersebut dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai 20 April 2020. Proyek dengan luas wilayah penataan 15 hektar ini rampung pada 10 Desember 2021.
Rincian tersebut disampaikan oleh Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalsel Teuku Davis Hamid dalam Press Tour Infrastruktur Kalsel pada Rabu (5/10/2022).
"Tahun 2016-2017 melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kota Banjarmasin sudah membebaskan lahan dengan total biaya Rp 43 miliar," papar Hamid.
Beberapa pekerjaan yang dilakukan, antara lain pile slab siring, drainase, drop off area, plaza, amfiteater, lapangan futsal mini, gerbang kawasan, dan area parkir.
Baca juga: Perhatikan, Ini Ciri-ciri Permukiman Kumuh Sesuai Aturan
Penataan kawasan Kelayan dimulai dengan mendata parameter kumuh seperti tingkat hunian padat dan tidak teratur, drainase, jalan, air minum dan beberapa hal lainnya.
Proyek dilaksanakan dengan dengan pola kolaboratif antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pihak swasta.
Berdasarkan pantauan langsung Kompas.com, penataan Teluk Kelayan menghasilkan ruang publik yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pada sore hari dengan cuaca cerah, wajah baru Teluk Kelayan ramai dikunjungi berbagai generasi masyarakat, mulai dari anak-anak hingga lansia.
Lapangan futsal mini yang tersedia terlihat digunakan oleh anak-anak sekitar untuk bermain bola.
Baca juga: Masih Ada 4.170 Hektar Kawasan Kumuh, Pemda Diminta Tangani secara Bertahap
Karena lokasinya yang bersebelahan dengan sungai, sesekali bola jatuh ke sungai karena tendangan keras. Kemudian anak-anak akan terjun ke sungai, mengambil bola dan kembali ke lapangan untuk melanjutkan permainan.
Salah seorang warga Kelayan, Hariana (44 tahun) mengaku dirinya merasa senang dengan adanya penataan kawasan kumuh ini.
"Kondisi sebelumnya itu dilihat kayak kumuh, banyak rumah-rumah kecil-kecil di pinggir sungai. Lalu dilakukan penggusuran, pembebasan lahan, lalu diganti seperti ini. Ada rumah susun (rusun) juga," ucapnya saat diwawancarai Kompas.com.