Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menakar Efisiensi Desain Tembok Raksasa “The Line”, Proyek Ambisius Arab Saudi

Kompas.com - 01/10/2022, 19:00 WIB
Thefanny,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Arab Saudi telah memulai pembangunan tahap pertama proyek megacity Neom pada awal tahun 2022.

Neom sendiri adalah sebuah rancangan kota yang akan memiliki tiga bagian utama, kota apung Oxagon, tempat rekreasi Trojena, dan kota The Line.

Di antara ketiganya, bintang utama dari proyek ini adalah Kota The Line, sebuah kota linear yang dibangun menyerupai satu bangunan sepanjang 170 km melintasi gurun dengan lebar 200 meter dan tinggi 500 meter.

The Line memang dirancang padat dan berdekatan agar penduduknya tidak memerlukan kendaraan untuk beraktivitas, dengan begitu kota ini akan menjadi sebuah kota bebas polusi dan karbon emisi.

Baca juga: Tembok Raksasa Arab Saudi Butuh Fulus Rp 14.969 Triliun

Namun, apakah arsitektur kota linear ini dirancang dengan desain yang efisien?

Dalam kanal YouTube-nya, arsitek Dami Lee mengungkapkan pendapatnya mengenai desain dan arsitektur dari kota yang akan menampung sembilan juta penduduk ini.

Menurut Dami, rancangan kota ini tidak masuk akal dan menyepelekan banyak hal.

Hal pertama yang mengusiknya adalah desain kota yang membentang dari Laut Merah hingga pegunungan dan padang gurun, hampir membagi Neom menjadi dua bagian.

Dami menilai desain ini hanya akan mengganggu habitat dari makhluk hidup di sekitarnya, khususnya satwa.

Hadirnya tembok raksasa ini berpotensi mengganggu migrasi, membatasi keragaman genetik, membunuh spesies yang lebih lemah, bahkan menimbulkan kelainan genetik.

Dengan visi The Line yang ingin menciptakan sebuah hunian hijau dan ramah lingkungan, kemungkinan ini justru menimbulkan kontradiksi.

Muka bangunan yang rencananya akan menggunakan cermin juga akan menimbulkan kenaikan temperatur di sekitar bangunan karena adanya pantulan cahaya matahari yang ekstrim di gurun.

Ilustrasi bagian dalam dari The Line, bagian dari proyek Kota Neom yang sedang dibangun oleh Arab SaudiNeom Ilustrasi bagian dalam dari The Line, bagian dari proyek Kota Neom yang sedang dibangun oleh Arab Saudi
Di sisi lain, Dami juga mempertanyakan intensitas cahaya yang bisa menjangkau seluruh bagian kota. Pasalnya, dengan lebar 200 meter dan tinggi 500 meter, Dami tidak yakin cahaya matahari bisa menjangkau lantai dasar dengan adanya desain arsitektur di antara kedua tembok The Line.

Ia juga mempertanyakan ventilasi udara dari kota linear ini. Dengan desain bagian atap yang terbuka dan keadaan gurun yang bisa mencapai 50 derajat Celcius, pengembang benar-benar memerlukan solusi atas masalah ini.

Tidak hanya itu, arsitektur The Line yang merupakan sebuah tembok raksasa sepanjang 170 kilometer juga dinilai kurang efektif karena lebih mudah goyah.

Belum lagi ketinggiannya yang mencapai 500 meter, lebih tinggi dari sebagian bangunan pencakar langit di dunia.

Jika proyek ini berhasil, The Line akan menelan banyak dana untuk mengembangkan teknologi yang belum ada saat ini.

Sebut saja transportasi yang akan mengantarkan penduduknya dari satu titik paling ujung ke ujung lainnya dalam waktu 20 menit, teknologi transportasi berbasis artificial intelligent (AI), pemeliharaan tumbuhan hijau di dalam The Line, dan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com