Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Mafia Tanah, Hadi Tjahjanto: Kita Sudah Tahu di Mana Tempatnya

Kompas.com - 28/09/2022, 13:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri ATR/Kepala BPN Hadi Tjahjanto menyebut bahwa komitmen memerangi mafia tanah di Indonesia masih terus digalakkan.

Hal itu diutarakannya saat menggelar Tasyakuran Hari Agraria dan Tata Ruang (Hantaru) tahun 2022 dalam rangka Hari Ulang Tahun (HUT) ke-62 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) pada Senin (26/9/2022).

Menurut dia, hingga kini pihaknya masih terus mengejar mafia tanah. Bahkan, mengeklaim telah mengetahui keberadaan mereka.

"Kami sudah tahu di mana tempatnya dan kapan kita gebuk. Kita gebuk satu-satu tidak perlu langsung, tapi terakhir baru kita gebuk yang paling besar," ujar Hadi, dikutip dari laman Kementerian ATR/BPN.

Memberantas mafia tanah merupakan salah satu arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Untuk itu, jajaran di Kementerian ATR/BPN diminta berkomitmen.

Baca juga: Soal Mafia Tanah, Jokowi: Kalau Masih Ada, Detik Itu Juga Gebuk

"Dan saya berkomitmen untuk terus menggebuk mereka. Mari sama-sama kita gebuk," tandasnya.

Direktur Pencegahan dan Penanganan Konflik Pertanahan Kementerian ATR/BPN Widodo pernah menyampaikan, mendaftarkan seluruh bidang tanah melalui Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) merupakan salah upaya Kementerian ATR/BPN dalam memerangi mafia tanah.

Dari total 126 juta bidang tanah di Indonesia, kini yang sudah terdaftar sebanyak 81 juta.

"Ini pencapaian yang cukup besar. Diharapkan nanti tahun 2025 seluruh Indonesia sudah terdaftar bidang tanahnya," katanya.

Baca juga: Hadi Tjahjanto Blak-blakan Ungkap Modus Baru Mafia Tanah

Di sisi lain, masyarakat juga memiliki andil untuk mempersempit ruang gerak mafia tanah.

Hal pertama yang bisa dilakukan masyarakat ialah menjaga sertifikat tanah. Jangan sampai memberikan kepada seseorang yang tidak berkepentingan.

"Lalu, tanah yang ada supaya dipasang patok-patok tanda batas. Kemudian, dengan memanfaatkan tanah sesuai kebutuhan agar tidak telantar," tutur Widodo.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com