Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hunian Mewah Jadi Primadona di Tengah Krisis Properti China

Kompas.com - 20/09/2022, 15:00 WIB
Thefanny,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rumah mewah masih menjadi incaran orang-orang China di tengah menurunnya harga properti saat ini.

Mereka memandang jenis properti yang satu ini sebagai investasi atau “hard currency”.

Melansir Channelnewsasia.com, terdapat 604 unit rumah mewah yang terjual seharga 162.000 Yuan atau ekuivalen Rp 346 juta per meter persegi di bagian selatan China. Setiap unit memiliki ukuran berbeda-beda, terbesar mencapai 425 meter persegi.

Ini artinya, sebuah unit bisa mencapai harga 68.850.000 Yuan atau setara Rp 137 miliar. Padahal, unit-unit ini bahkan belum dibangun.

Baca juga: Alasan Logis di Balik Label Sial Rumah Tusuk Sate

Tidak hanya itu, masyarakat juga berbondong-bondong membeli rumah mewah seharga 18 juta Yuan pada hari pertama diluncurkan, Mei lalu.

Fenomena ini paradoks dengan harga properti yang secara umum sedang mengalami penurunan selama satu tahun terakhir.


Berdasarkan survei Reuters.com, harga rumah baru di China diperkirakan akan menurun 1,4 persen pada tahun ini.

Dalam survei lainnya, tercatat penurunan penjualan properti hingga 24,5 persen selama tahun 2022. Angka ini lebih besar dibandingkan perkiraan bulan Mei lalu sebesar 10 persen.

Krisis di dunia properti ini dimulai ketika Presiden Xi Jinping mengekang pertumbuhan pinjaman dan pendanaan untuk pengembang properti pada tahun lalu. Selain itu, pandemi Covid-19 juga berkontribusi dalam menurunkan penjualan properti.

Di tengah turunnya harga properti, pengembang tidak dapat membayar obligasi dan akhirnya menghentikan pembangunan.

Aksi ini lalu berdampak pada kekesalan pembeli yang memutuskan untuk berhenti membayar cicilan, setidaknya terdapat 100 proyek di 50 kota yang pembayarannya terhenti karena hal ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com