Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Progres 90 Persen, Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai Siap Gelar Side Event KTT G20

Kompas.com - 10/09/2022, 06:37 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Penataan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai untuk mendukung penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, hampir tuntas dan telah mencapai progres 90 persen.

Penataan dilakukan dengan menekankan seminimal mungkin penggunaan bahan beton dan sebaliknya lebih mengoptimalkan material alami. Hal ini dilakukan agar tidak merusak mangrove.

"Kami melaksanakan pekerjaan penataan area BPPT dan Estuary Dam dan Area Mangrove Information Center (MIC) untuk side event KTT G20," ujar Kepala Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Provinsi Bali Sunarjito dalam keterangannya kepada Kompas.com, Jumat (9/9/2022).

Baca juga: Tol Bali-Mandara Tuntas Dipercantik, Kini Ada Mangrove Berbentuk G20

Lingkup pekerjaan penataan Kawasan Mangrove Tahura Ngurah Rai mencakup pembangunan gerbang masuk yang dilengkapi Monumen G20, area drop off, Bangunan Wantilan, dan tracking mangrove.


Kemudian area persemaian, area penerima tamu (lobby, ticketing, kantor penerima), menara pandang, viewing deck ke arah Teluk Benoa, dan area parkir di sekitar Waduk Muara.

Sunarjito menyebut penataan Kawasan Mangrove Tahura BPPT dan Estuary Dam ditargetkan dapat selesai pada akhir September 2022, sementara MIC pada Oktober 2022.

"Dengan begitu, November 2022 bisa digunakan sebagai showcase mangrove," imbuh Sunarjito.

Dalam merealisasikan penataan ini, Kementerian PUPR berkolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan serta berbagai lembaga, komunitas lingkungan, dan masyarakat sekitar.

Sunarjito menuturkan, terdapat sekitar 10 jenis mangrove yang disemai dan ditanam dengan jumlah total 2 juta pohon.

"Setelah KTT G20, Kawasan Tahura akan menjadi kawasan wisata yang bisa dikunjungi publik. Namun, itu bergantung pada pengelola," tuntas Sunarjito.

Sebelumnya diberitakan, Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Alue Dohong menjelaskan mangrove merupakan ekosistem yang berfungsi sebagai habitat beberapa spesies hewan laut dan burung serta dapat mencegah erosi dan abrasi pantai.

Adanya polusi sampah dapat menyebabkan kerusakan ekosistem mangrove.

"Polusi sampah dapat menghilangkan nilai ekologi, nilai ekonomi, dan nilai sosial dari mangrove. Sehingga harus selalu kita jaga salah satunya dengan cara pengendalian sampah," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com