Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan Hari Kemerdekaan di Bogor, Kota dengan Jargon Indah, Sejuk, dan Nyaman

Kompas.com - 17/08/2022, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Editor

Ketika terjadi banjir dan longsor, desanya mendapatkan bantuan berupa peralatan seperti terpal, dan alat-alat untuk menahan air masuk ke pemukiman warga.

Selain bantuan alat, BNPB pun rutin mengadakan sosialisasi kepada warga terkait bahaya air banjir, dan cara-cara menanggulanginya.

Dengan demikian, masyarakat sudah paham ketika akan terjadi bencana, mereka sudah inisiatif untuk mengungsi ke permukaan yang lebih tinggi.

Fahmi menambahkan, Pemkot Bogor juga sudah membangun benteng-benteng di setiap pinggiran sungai, tujuannya agar air dapat lebih terkendali ketika sedang deras dan tinggi.

Ruang Terbuka

Sebagai pengurus desa, Fahmi sangat berharap Pemkot Bogor dapat merelokasi dan renovasi kawasan tempat tinggalnya.

Ia mengaku kawasannya sangat padat penduduk dan didominasi oleh anak-anak kecil hingga remaja. Oleh karena itu, dibutuhkan ruang terbuka hijau (RTH), agar masyarakat dapat beraktivitas lebih nyaman.

“Inginnya sih dengan lahan yang sempit ini, ada bantuan dari pemerintah untuk mengupayakan lahan terbuka, agar masyarakat dapat beraktivitas dengan lebih baik kedepannya,” ujarnya.

Suasana aktivitas 17-an tampak berbeda di salah satu perumahan elite di Kota Bogor, Villa Bogor Golf. Tidak ada kegiatan yang terselenggara di perumahan ini.

Ketika memasuki perumahan ini, yang terlihat hanya jalanan kosong dan mobil-mobil pribadi terparkir di halaman rumah masing-masing.

Riska, salah satu warga di perumahan tersebut mengatakan, acara 17-an sudah lama tidak pernah terlaksana di lingkungannya.

Alasannya, di perumahan tersebut hanya terdiri dari 32 keluarga, sehingga jika mengadakan pun akan sepi peminat.

Padahal jika diamati, ruang terbuka di pemukiman ini lebih baik dibandingkan dengan kondisi Desa Mantarena Lebak.

Kayak-nya terakhir ada acara perlombaan seperti itu, waktu saya masih SMA deh,” ujarnya.

Mengamati kondisi dua tempat tersebut, betapa ruang terbuka publik masih belum merata. Akses ruang terbuka publik yang nyaman cenderung hanya dinikmati orang-orang berduit yang tinggal di perumahan elite.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com