Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merayakan Hari Kemerdekaan di Bogor, Kota dengan Jargon Indah, Sejuk, dan Nyaman

Kompas.com - 17/08/2022, 15:00 WIB
Hilda B Alexander

Editor

Penulis: Firliana Hafiza

BOGOR, KOMPAS.com - Suasana perlombaan HUT ke-77 Republik Indonesia di pemukiman Desa Mantarena Lebak, Panaragan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, tampak ramai.

Masyarakat dari usia muda hingga tua berkumpul di sebuah lapangan, yang letaknya sangat dekat dengan Sungai Cisadane.

Desa Mantarena Lebak diapit oleh tiga aliran sungai, yaitu Sungai Cisadane, Sungai Cidepit, dan Sungai Cipakancilan.

Damba, remaja di Desa Mantarena Lebak, tengah sibuk menatap lembaran kertas yang berisi jadwal perlombaan hari kemerdekaan.

Baca juga: Rute Tol Puncak Dikhawatirkan Rusak Hutan Caringin-Cisarua

Sebagai ketua panitia dari perlombaan 17-an tahun ini, ia terlihat aktif berkoordinasi dengan teman-teman panitia lainnya.

Beberapa kali ia pun mengatur tali rafia yang telah diikat ke sela-sela kerupuk, agar posisinya pas dengan mulut anak-anak kecil yang mengikuti perlombaan.

“Kalau di lapangan, perlombaannya yang ringan-ringan aja, besok di atas tuh dekat sungai Cidepit, kita adakan lomba panjat pinang,” ujar Damba kepada Kompas.com, Rabu (17/8/2022).

Damba merupakan mahasiswa Semester 5 yang sedang cuti kuliah. Dia cukup peka dan optimistis dalam menanggapi kondisi pemukimannya yang tidak nyaman dan aman.

Ia mengatakan, pemukimannya memang sangat dekat dengan sungai. Tetapi, itu tidak menyurutkan semangatnya untuk menyambut hari kemerdekaan dengan meriah. Demikian halnya dengan aktivitas sehari-hari, selalu dijalani dengan rasa optimisme tinggi.

Perlombaan makan kerupuk yang diikuti oleh anak-anak remaja muda di Desa Mantarena Lebak, Kota Bogor, Sabtu  (17/08/2022).KOMPAS.com/Firliana Hafiza Perlombaan makan kerupuk yang diikuti oleh anak-anak remaja muda di Desa Mantarena Lebak, Kota Bogor, Sabtu (17/08/2022).
Sebagai remaja yang tinggal di bantaran sungai, Damba dan teman-temannya mengaku ruang terbuka sangat dibutuhkan.

Ruang terbuka seperti lapangan yang tersedia saat ini, nampaknya masih kurang layak untuk digunakan. Sebab, beberapa waktu yang lalu lapangan di tempatnya sempat roboh ke sungai akibat debit air yang tinggi.

Ia dan teman-temannya mengaku sering mendapatkan luka di kaki ketika bermain bola akibat lahan lapangan terbuat dari aspal. Selain itu, tak jarang harus berenang di sungai untuk mengambil bola yang hanyut ketika bermain.

“Seringkali kalau kita sedang main bola, pas ditendang, bolanya menyasar ke sungai, terpaksa kita harus berenang dulu ambil bola yang hanyut di sungai,” ungkap Damba.

Kendati demikian, Ketua RT Desa Mantarena Lebak Muhammad Fahmi mengaku desanya sering menerima bantuan dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor maupun lembaga lainnya, seperti BNPB, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dan Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com