Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Kendaraan Tanpa Awak, Kemenhub Masih Susun dan Matangkan Regulasi

Kompas.com - 13/08/2022, 16:00 WIB
Muhdany Yusuf Laksono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mendorong perguruan tinggi dan pihak swasta untuk terus menggali peluang serta tantangan menghadirkan kendaraan tanpa awak atau otonom di Indonesia.

Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara kunci dalam webinar bertema “Melirik Prospek Kendaraan Otonom di Indonesia: Peluang Serta Tantangannya”, pada Sabtu (13/08/2021).

Menurut dia, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi untuk memasifkan penggunaan kendaraan otonom di Indonesia.

Di antaranya kesiapan jalan, jaringan internet, kondisi lingkungan, regulasi terkait teknis laik jalannya, serta pelaksanaan pengujian kendaraannya. 

"Saat ini kami tengah menyusun dan terus mematangkan regulasinya," ujar Budi dikutip dari laman Kemenhub.

Kendaraan tanpa awak pengemudi (driverless) merupakan sistem transportasi cerdas (intelligent transport system/ITS) yang akan menjadi transportasi masa depan.

Baca juga: Animo Tinggi, Kendaraan Tanpa Awak di BSD City Telah Dicoba Ribuan Orang

Sejumlah keunggulan dari kendaraan ini yaitu memiliki kepastian dan ketepatan waktu, mengurangi emisi karbon, kemacetan, konsumsi bahan bakar hingga 15 persen, dan juga mengurangi tingkat kecelakaan karena human error mencapai 40 persen.

"Butuh kolaborasi dari semua stakeholder terkait, baik akademisi dan pihak swasta, untuk menciptakan iklim yang kondusif agar kendaraan otonom ini dapat diwujudkan," tutup Menhub.

Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Jababeka Tbk Sutedja Sidarta Darmono menyampaikan dukungannya untuk mewujudkan kehadiran kendaraan otonom di Indonesia.

Menurutnya, diperlukan pengembangan infrastruktur yang mendukung tumbuhnya ekosistem kendaraan otonom, salah satunya yaitu penguatan jaringan internet. 

"Dengan adanya koneksi internet 5G, kita bisa mendapatkan peluang untuk memasuki era kendaraan otonom," kata Sutedja Sidarta Darmono.

Saat ini pihaknya juga sedang mengembangkan inisiatif baru dengan membuat Jababeka Silicon Valley atau Correctio, berkolaborasi dengan sejumlah pihak yakni Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Indogen Capital, dan PT Bisa Artifisial Indonesia (BISA.AI).

Baca juga: Pemerintah Beberkan Sejumlah Tantangan Transisi Kendaraan Listrik

Kawasan ini dibangun dalam rangka mendukung program pemerintah untuk mewujudkan industri 4.0 melalui pengenalan teknologi baru, termasuk utilisasi internet of things (IoT), augmented reality, kendaraan otonom, dan sebagainya. 

Keberadaannya diharapkan dapat menciptakan lingkungan dan ekosistem yang mendukung pemanfaatan teknologi yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Sebelumnya, pada Mei 2022 lalu, salah satu perusahaan swasta yaitu Sinar Mas Land, telah meluncurkan kendaraan listrik otonom bernama Navya Arma, yang dioperasikan di dua titik lokasi yakni Q Big BSD City dan Kawasan BSD Green Office Park.

Sejalan dengan itu, pemerintah juga tengah menyiapkan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur berkonsep “green and smart city”, mengedepankan penggunaan energi baru dan terbarukan yang ramah lingkungan, termasuk penggunaan kendaraan listrik dan otonom.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com