Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/08/2022, 22:45 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 55 pelaku usaha properti mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) yang diadakan Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia Kalimantan Timur (DPD REI Kaltim) selama dua hari, 9 dan 10 Agustus 2022.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kompetensi dan kualitas pengembang serta memetakan potensi industri properti bagi pengembang, seiring penetapan provinsi Kaltim sebagai lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca juga: Cetak Developer, REI Jatim Gelar Diklat

"Kondisi sosial, budaya dan politik di Kaltim dinilai paling kondusif dibandingkan provinsi lainnya yang ada di Pulau Kalimantan. Hal itu saya sampaikan secara langsung kepada Presiden Joko Widodo pada saat kunjungan kerja Kepala Negara ke Samboja, 7 Mei 2019 silam," tutur Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi dalam keterangan tertulis, Rabu (10/8/2022).

Hadi menjamin adanya kemudahan berusaha bagi pelaku usaha yang ingin mengembangkan proyek properti di wilayahnya.

Ketua DPD REI Kaltim Bagus Susetyo menjelaskan, pasca penetapan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) menjadi IKN, akan timbul gelombang migrasi masyarakat dari DKI Jakarta dan sekitarnya ke lokasi tersebut.

Mulai tahun 2024 mendatang akan ada 150 ribu aparatur sipil negara (ASN) yang pindah ke IKN. Sedangkan proyeksi hingga tahun 2045 mendatang, IKN Nusantara akan dihuni sekitar 1,5 juta penduduk.

"Ini menimbulkan secercah harapan baru bagi pengembang di Kaltim. Pembangunan IKN akan memicu kebangkitan kembali sektor properti di Provinsi Kaltim sebagaimana terjadi pada saat booming komoditas batu bara di tahun 2013 silam," ucap Bagus.

Lebih lanjut Bagus menjelaskan, industri properti dan perumahan masih sangat prospektif. Pasalnya, masih ada 11,8 juta angka kebutuhan rumah (backlog) di Tanah Air. 

Tidak hanya itu, setiap tahun sedikitnya ada 800.000 unit kebutuhan masyarakat akan ketersediaan rumah. Sedangkan di Kaltim, kebutuhan baru setiap tahunnya mencapai 15.000 rumah.

"Kegiatan ini juga diharapkan dapat menumbuhkan sinergi antara pelaku usaha swasta dengan pemerintah daerah. Utamanya dalam hal penyediaan hunian di Kaltim," ucapnya.

Kepala Kantor Wilayah 5 Bank BTN Harman Soesanto mengungkapkan, tantangan bagi pelaku usaha properti memang sangat besar. Pengembang harus berhadapan dengan regulator, perbankan, konsumen, hingga lembaga swadaya masyarakat (LSM).

"Diklat ini akan diisi materi serta sharing pengalaman dari Tim Badan Diklat REI. Pengalaman itu menjadi rujukan yang sangat baik untuk menyikapi iturbulensi dalam bisnis properti. Sebab, tidak ada bisnis yang tidak mengalami turbulensi," ujar Harman.

Harman menyatakan, pelatihan ini akan berisi materi tentang perencanaan bisnis properti yang baik. Selain itu, monitoring dan supervisi dari perencanaan bisnis juga akan menjadi bekal yang sangat berharga bagi para peserta.

Kelemahan pengembang adalah seputar masalah cashflow. Di sini tantangannya kepada pengembang baru untuk bisa mengelola perusahaan dengan kaidah dan norma-norma perusahaan yang baik.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com