JAKARTA, KOMPAS.com - Bagi Anda yang pernah atau sering naik kereta dari dan menuju Stasiun Bandung, pernahkah memperhatikan monumen lokomotif penyambut wisatawan di depan pintu masuknya?
Melansir Heritage KAI, Senin (1/8/2022), monumen lokomotif tersebut bernama Purwa Aswa Purba atau yang berarti Awal Kuda Kuno.
Dijelaskan bahwa nama tersebut berasal dari lokomotif atau yang diistilahkan dengan sosok kuda besi hitam.
Lokomotif tersebut merupakan andalan masyarakat untuk bermobilitas di lintas Rengasdengklok-Karawang-Wadas-Cikampek yang bisa mengangkut barang dan penumpang.
Adapun sejarahnya, perusahaan kereta api Staats Spoorwegen (SS) pada saat itu mengoperasikan jalan rel dengan gauge atau lebar 600 mm di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Baca juga: Sejarah Jalur Kereta Garut-Cibatu, Rute Andalan Menuju Parahyangan Semasa Kolonial Belanda
Untuk melayani rute tersebut, SS akhirnya mendatangkan lokomotif uap TC10 yang diproduksi oleh Hartmann Chemnitz di Jerman.
Lokomotif ini didatangkan secara bertahap, yakni 6 unit pada 1915, 4 unit pada 1920, dan 5 unit pada 1922.
Sehingga total terdapat 15 unit lokomotif TC10 yang didatangkan kala itu dengan pembagian, 3 lokomotif dialokasikan untuk Jawa Timur dan sisanya di Jawa Barat.
Saat beroperasi, SS menomori lokomotif ini dengan 508T dan pada era Djawatan Kereta Api diubah menjadi TC.10.08.
Untuk cirinya, lokomotif ini memiliki susunan roda 0-6-0T, memiliki dua silinder berdimensi 240 mm x 340 mm, dengan roda berdiameter 675 mm.
Baca juga: Sejarah Benteng Pendem Ngawi, Bukti Keinginan Belanda Kuasai Indonesia secara Utuh
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.