Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Okupansi Hotel di Bali Tak Sebaik Kota-kota Besar Lain?

Kompas.com - 22/07/2022, 17:30 WIB
Aisyah Sekar Ayu Maharani,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat hunian hotel di Bali pada bulan terakhir kuartal II 2022 baru mendekati sekitar 50 persen.

Berdasarkan data Colliers International Indonesia, rata-rata okupansi kamar hotel di Bali mendekati 80 persen pada periode normal atau tahun 2018-2019.

Hal ini berbading terbalik dengan okupansi kamar hotel di Jakarta dan Surabaya selama kuartal II tahun 2022 yang secara perlahan mendekati sebelum pandemi Covid-19.

Tingkat hunian kamar hotel di Jakarta maupun Surabaya menunjukkan kisaran 60 persen per Juni 2022.

Khusus untuk Surabaya, wisatawan domestik dilaporkan mendominasi pasar sehingga capaiannya bisa sama dengan Jakarta.

Baca juga: Kualitas Pegawai Jadi Kunci Pengembangan Sektor Perhotelan

Adapun hal ini dikarenakan okupansi hotel di dua kota besar tersebut didukung oleh kegiatan meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE), pernikahan, serta acara offline lain.

Sedangkan okupansi di Bali lebih mengandalkan wisatawan yang hendak berlibur dengan sedikit aktivitas MICE.

Pertumbuhan okupansi perhotelan juga berjalan sesuai musim. Tetapi jika dilihat secara keseluruhan, peningkatan okupansi di Bali masih sangat moderat.

Sebagian besar wisatawan yang pergi ke Bali lebih memilih akomodasi hotel berbintang atau vila mewah.

Oleh karena itu, pihak pengelola hotel diimbau untuk bisa memilih hal yang bisa menjadi investasi terbaik.

Baca juga: Wisatawan Domestik Selamatkan Sektor Perhotelan Indonesia

Misalnya lewat investasi riil atau investasi yang melibatkan perhitungan keuangan seperti ROI, Internal Rate of Return (IRR), Cap Rates, dan yang tidak mengedepankan target non-finansial.

Selain itu, pengelola diimbau untuk tidak melakukan investasi yang hanya berfokus pada konsep, lokasi, dan tipe properti.

Melainkan juga menentukan strategi untuk memikat pegawai berkualitas kembali ke industri serta mengedepankan investasi sumber daya manusia (SDM).

Diperkirakan sekitar 22-26 persen biaya operasional perhotelan akan dialihkan untuk tenaga kerja.

Tetapi hal tersebut bisa dianggap sebagai investasi karena kualitas pegawai akan memberikan efek domino terhadap kualitas produk yang ditawarkan.

Ini juga akan memengaruhi kepuasan pelanggan hingga berdampak pada angka pendapatan perusahaan.

Sehingga, tidak salah apabila SDM menjadi aset paling berharga bagi pelaku industri perhotelan saat ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com