JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan Bendungan Jlantah di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, masih terus berjalan. Kini progres fisiknya telah mencapai 39,41 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pengelolaan sumber daya air dan irigasi terus dilanjutkan dalam rangka mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan.
Di samping itu, kehadiran bendungan juga memiliki potensi air baku, energi, pengendalian banjir, dan pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
"Pembangunan bendungan akan diikuti dengan ketersediaan jaringan irigasinya. Dengan demikian bendungan yang dibangun dapat segera dimanfaatkan karena airnya dipastikan mengalir sampai ke sawah-sawah milik petani," ujar Basuki dikutip dari laman Kementerian PUPR, Sabtu (02/07/2022).
Baca juga: Profil Bendungan Kedua Indonesia Dibangun Pakai Dana Pinjaman dari China
Pembangunan Bendungan Jlantah dilaksanakan kontraktor PT Waskita Karya (Persero) dan PT Adhi Karya KSO dengan nilai kontrak sebesar Rp 965 miliar. Masa pelaksanaannya pada 2019 dengan target selesai pada 2024.
Konstruksi bendungan didesain dengan tinggi 70 meter (dari dasar sungai), panjang puncak 404 meter, lebar puncak 12 meter, dan elevasi puncak bendungan +690 meter.
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo Maryadi Utama menambahkan, Bendungan Jlantah akan menjadi bendungan multifungsi yang memberikan manfaat ekonom,i salah satunya sebagai sumber irigasi.
"Bendungan Jlantah akan mengairi 1.494 hektar persawahan di kawasan Kecamatan Jatiyoso dan Jumapolo Kabupaten Karanganyar," kata Maryadi.
Baca juga: Danai Lahan Proyek Bendungan, LMAN Kucurkan Rp 1,96 Triliun
Selain sebagai sumber irigasi, bendungan ini akan menghasilkan air baku sebesar 150 liter per detik, potensi Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 0,625 mega watt.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.