KOPI. dan budidaya perkebunannya adalah sebuah fenomena ruang yang memerlukan perhatian kita bersama. Sebagai komoditas yang menjanjikan, budidayanya memiliki implikasi kewilayahan yang penting.
Minggu lalu bersama misi West Java Coffee di World of Coffee Milan, Italia, saya menikmati belajar tren dunia kopi. Menarik lagi untuk mengerti lebih jauh fenomena kopi ini.
Kopi ternyata lebih dari sekadar buah cherry-nya, bijinya atau sebagai makanan luwak. Turunan seduhan biji ini, menyeruak ke berbagai aspek budaya hidup manusia dan rantai pasoknya.
Kopi adalah transformasi budaya, dengan rentang ekonomi hulu ke hilir begitu besar.
Pada kopi kita bicara perkebunan, proses tanam, isu keberlanjutan, perdagangan, politik lahan hutan.
Belum lagi soal perkembangan teknologi mesin roasting, bahan alternatif susu, dan teknik pemurnian air.
Di hilirnya tentu ada industri desain, kemasan, strategi pemasaran, produk inti, kafe gaya hidup, dan seterusnya.
Di Indonesia, kopi juga ditengarai menyimpan potensi masalah hulu perhutanan, ketika beragam program atas nama pengentasan kemiskinan masyarakat hutan harus bertabrakan dengan kenyataan tantangan menjaga kelestarian hutan.
Ketika saya berjalan di gunung-gunung, mulai banyak terlihat hutan yang terambah sampai ke pelosok.
Pendek kata, kopi bukan seaedar isu biji-bijian. Banyak harapan digantungkan pada biji ini.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.