JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian PUPR sedang melakukan penataan Kawasan Gresik Kota Lama (GKL) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, melalui program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU).
Penataan kawasan ini dilakukan dalam rangka mencapai target 0 persen kawasan kumuh sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
GKL juga merupakan kawasan heritage. Memiliki tiga corak kawasan permukiman, yaitu Kampung Arab, Kampung Kolonial, serta Kampung Pecinan.
Apalagi di Kampung Arab, masih termasuk dalam satu lokasi dengan salah satu makam Wali Songo, yakni Syeh Maulana Malik Ibrahim.
Baca juga: Berkonsep Desa Osing, Intip Desain Kawasan Agrowisata Tamansuruh di Banyuwangi
Khususnya infrastruktur berskala kecil atau pekerjaan sederhana yang tidak membutuhkan teknologi, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasannya.
"Penataan kawasan kumuh seperti ini bukan hanya dilakukan pada permukiman di bantaran sungai, namun juga di tempat lain seperti permukiman di dekat tempat pembuangan sampah ataupun kampung padat penduduk di perkotaan," ujar Basuki dalam keterangan pers, Senin (13/06/2022).
Penataan kawasan heritage di Gresik ini meliputi Kampung Arab, Kampung Kolonial, dan Kampung Pecinan.
Untuk Kampung Arab, penataan kawasannya diharapkan bisa mendorong pengembangan wisata religi yang menjadi satu kesatuan dengan Makam Syeh Maulana Malik Ibrahim.
Baca juga: Melihat Wajah Baru Kawasan Situ Bagendit Usai Dipoles Rp 87 Miliar
Selain itu, terdapat kawasan Kampung Kolonial yang akan menjadi satu kesatuan dan terintegrasi dengan Kampung Kemasan, Kampung Arab, serta Kampung Pecinan.
Kepala BPPW Jawa Timur Muhammad Reva menambahkan, selain mengubah wajah kawasan heritage Gresik menjadi salah satu ikon wisata, penataan ini juga bertujuan mengurangi genangan air di Kecamatan Gresik.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Gresik telah menyelesaikan revitalisasi Kawasan Kampung Pecinan dengan ornamen khas Tionghoa seperti penerangan jalan umum (PJU) dengan ornamen naga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.