JAKARTA, KOMPAS.com - Semen hijau (green cement) merupakan inovasi terbaru di bidang konstruksi yang lebih ramah lingkungan.
Dalam proses produksinya semen hijau memang masih menghasilkan karbon dioksida. Namun jumlahnya lebih rendah bila dibandingkan produksi semen konvensional.
Tak hanya memangkas jumlah emisi karbon dioksida yang dihasilkan, ini sederet kelebihan semen hijau bila dibandingkan dengan semen konvensional yang wajib Anda ketahui.
Baca juga: Hari Hutan Sedunia, Semen Indonesia Serahkan 999 Bibit Pohon untuk KEE
1. Gunakan sedikit sumber daya
Dalam proses produksinya, semen hijau menggunakan sumber daya energi yang lebih sedikit dibandingkan dengan semen konvensiona.
Sementara itu, dalam pembuatan semen konvensional dibutuhkan banyak sumber daya seperti batu bara dan gas alam terutama untuk keperluan pemanasan.
2. Minim limbah
Fly ash merupakan produk sampingan dari pembakaran batu bara, diproduksi dalam jumlah besar di pabrik semen konvensional. Bahkan untuk membuangnya, membutuhkan banyak lahan.
Semen hijau, di sisi lain, juga memanfaatkan fly ash dalam komposisinya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi limbah sekaligus memperkuat struktur semen.
3. Tahan lama
Dibandingkan dengan semen biasa, semen hijau memiliki tingkat penyusutan yang rendah dan dapat menahan suhu hingg 1.300 derajat Celsius.
Karena fitur strukturalnya, semen hijau juga membantu menurunkan kemungkinan berkarat dalam konstruksi perumahan dan komersial.
Baca juga: Bukan Semen, Balok Beton Ini Terbuat dari Sampah Plastik
4. Cepat Kering
Semen hijau menguntungkan bagi kontraktor karena merupakan komponen yang dapat mengering dengan lebih cepat.
Ini tentu dapat menghemat waktu penyelesaian pekerjaan konstruksi sekaligus mengurangi pemborosan tugas lain.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.