JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan hunian tetap (huntap) sebanyak 1.951 unit untuk korban erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, sudah selesai.
Kendati demikian, belum seluruh unit bisa dihuni masyarakat. Hingga kini baru 300 unit yang sudah dihuni sejak Lebaran 2022 lalu.
Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, rumah belum dihuni karena masih menunggu selesainya pembangunan hunian sementara (huntara) yang melekat dengan bangunan huntap.
Saat ini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemerintah Kabupaten Lumajang Tengah mengupayakan penyelesain huntara dan ditargetkan selesai akhir Juli 2022.
Baca juga: 3.463 Unit Huntap Korban Bencana Sulteng Sudah Dihuni
"Saya meminta paling lambat 3 bulan ke depan seluruhnya sudah selesai, termasuk fasiltas pendukungnya, sehingga masyarakat sudah bisa masuk dan nyaman," ujar Wapres ketika meninjau lokasi dikutip dari rilis pers Kementerian PUPR, Kamis (02/06/2022).
Sementara itu, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto menyampaikan, untuk konstruksi huntap yang dibangun Kementerian PUPR sebanyak 1.951 unit telah selesai seluruhnya.
Huntap dibangun berukuran 6 meter x 6 meter pada tanah seluas 10 meter x 14 meter untuk setiap Kepala Keluarga (KK) dan menyatu dengan huntara.
"Desain dan spesifikasi teknis huntap menggunakan konsep build back better dengan konsep rumah tahan gempa sistem RISHA. Seluruhnya menggunakan produk dalam negeri," kata Iwan.
Menurutnya, Kementerian PUPR juga sedang menyelesaikan pembangunan sejumlah fasilitas untuk menambah kenyamanan bagi penghuni.
Yaitu berupa jalan lingkungan, drainase, dan dinding penahan tanah dengan progres sudah mencapai 95,6 persen.
"Selain itu juga fasilitas Air Minum dengan progres 88,7 persen dan prasarana sanitasi berupa sistem pengolahan air limbah dengan progres 84,9 persen," jelasnya.
Baca juga: Pembangunan Huntap Semeru Gunakan Pendekatan Build Back Better
Total kapasitas penyediaan air minum sebesar 25 liter per detik untuk 2.000 KK yang bersumber dari Kali Tunggeng dengan debit 10 liter per detik.
Lalu, Kali Pitik 5 liter per detik (gravitasi), dan Hutan Bambu dengan debit 10 litet per detik dengan biaya sebesar Rp 17 miliar.
Sementara untuk prasarana sanitasi dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) berkapasitas 80-500 KK dan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) berkapasitas 2.000 KK. Anggarannya sebesar Rp 57,5 miliar.
Di lokasi huntap juga dilengkapi fasilitas lain untuk mengakomodasi kegiatan sehari-hari warga seperti, fasilitas umum, masjid, sekolah, sarana olahraga, lapangan, Ruang Terbuka Hijau (RTH), dan pasar.
Untuk diketahui, pembangunan huntap di Lumajang menggunakan anggaran sebesar Rp 350,55 miliar oleh kontraktor PT Brantas Abipraya dan PT Hutama Karya.
Huntap ini mulai dibangun pada Januari 2022 untuk penerima manfaat berasal dari tujuh desa di Kabupaten Lumajang.
Yakni Desa Sumbersari, Desa Kebondeli Utara, Desa Kebondeli Selatan, Desa Curah Koboan, Desa Gumukmas, Desa Kamarkajang, dan Desa Kajar Kuning.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.