Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPJK: Spesialisasi Tukang Bangunan Tidak Ditentukan oleh Suku

Kompas.com - 24/05/2022, 08:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Taufik Widyono mengatakan, tenaga kerja konstruksi atau tukang bangunan di Indonesia saat ini banyak berasal dari Pulau Jawa.

"Mayoritas tenaga kerja konstruksi kita saat ini memang berasal dari Pulau Jawa," kata Taufik saat dihubungi Kompas.com, Senin (23/5/2022).

Bahkan, dia menyebut di sejumlah wilayah Pulau Jawa terdapat kampung tukang bangunan yang memiliki keahlian dan spesialisasi beragam.

Baca juga: Dicari, 60.000 Tenaga Kerja untuk Program Padat Karya Cipta Karya 2022

Misalnya, tukang bangunan asli Yogyakarta yang memiliki keahlian ukur dan ahli ukir, di Wonosobo dan Wonogiri banyak ahli batu, di Sumedang dan Priangan Timur ahli pasang keramik, dan lain-lain.

Namun demikian, Taufik menegaskan, spesialisasi atau keahlian tenaga kerja konstruksi pada dasarnya tidak ditentukan berdasarkan suku.

"Bukan ditentukan berdasarkan suku. Tapi lebih kepada pekerjaan yang mereka biasa lakukan sehingga membuat mereka terlatih," katanya. 

Taufik menilai, biasanya tenaga kerja konstruksi lulusan SD tidak memiliki keahlian khusus, melainkan bisa melakukan berbagai pekerjaan.

Hal itu berbeda dengan tenaga kerja konstruksi setingkat S1 yang umumnya memiliki level keahlian tertentu.

"Kelompok spesialis pekerjaan biasanya muncul karena hubungan sosial, untuk mengajak orang yang dikenal dari kampung tempat tinggalnya," ujarnya.

Turun temurun

Semakin banyaknya jumlah tenaga kerja konstruksi asal Jawa ini terjadi secara turun temurun hinga saat ini.

Baca juga: Begini Awal Mula Tukang Bangunan Banyak Berasal dari Jawa

Biasanya, sebagian besar dari mereka memang hidup dan tinggal di dalam komunitas yang juga merupakan pekerja konstruksi.

Banyaknya tenaga kerja konstruksi asal Jawa yang mengerjakan proyek pembangunan di berbagai daerah saat ini juga berasal dari komunitas primordial tersebut.

"Mereka dibawa oleh lingkungannya. Sama seperti komunitas tukang cukur, mesti dari Garut. Hal ini-lah yang terbentuk dari komunitas warga tersebut," ungkap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com