Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benteng Duurstede, Saksi Mata Perjuangan Kapitan Pattimura Lawan Belanda

Kompas.com - 15/05/2022, 16:05 WIB
Masya Famely Ruhulessin

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hari ini, Minggu (15/5/2022) seluruh masyarakat Maluku memperingati Hari Pahlawan Nasional asal Maluku, Pattimura.

Tepat di tanggal 15 Mei abad lalu tepatnya pada tahun 1817, Kapitan Pattimura memimpin rakyat Maluku untuk melawan Belanda. Mereka pun berhasil menduduki Benteng Duurstede yang saat itu menjadi markas kaum penjajah.

Hingga sekarang Benteng Duurstede tetap berdiri di daerah Saparua, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.

Baca juga: Kelar Januari 2023, Ini Progres Rehabilitasi Benteng Pendem Ngawi

 

Untuk memeringati peristiwa bersejarah ini, Benteng Duurstede telah dijadikan museum dan tugu peringatan perlawanan Pattimura dalam menghadapi kolonialisme Belanda.

Benteng Duurstede sebenarnya merupakan benteng yang dibangun oleh bangsa Portugis pada tahun 1676. Saat itu, mereka masih menjajah nusantara.

Namun, saat Saparua berhasil direbut oleh Belanda pada tahun 1691, Nicolaas Schaghen, Gubernur Ambon saat itu mengambil alih benteng tersebut dan diberi nama Duurstede, yang artinya kota mahal.

Sejak saat itu, Benteng Duurstede menjadi bangunan pertahanan dan pusat pemerintahan VOC. Letaknya yang strategis bahkan berperan penting dalam kepentingan militer.

Karena itu, tak heran benteng ini menjadi incaran berbagai pihak dan tercatat beberapa kali berpindah tangan.

Pada 1796, Benteng Duurstede jatuh ke tangan Inggris berhasil merebut kekuasaan atas Pulau Saparua dari Belanda. Namun, benteng ini sempat kembali ke tangan Belanda tahun 1803.

Pada tahun berikutnya  terjadi peperangan dan membuat Benteng Duurstede harus lepas menjadi milik bangsa Inggris.

Pada tahun 1816, VOC kembali menjadi pengasa atas Benteng Duurstede setelah penyerahan wilayah nusantara dari Inggris kepada Belanda.

Baca juga: 44 Tahun Masjid Istiqlal, Berdiri di Atas Bekas Benteng Belanda

Belum lama menguasai Duurstede, Belanda kembali diserang oleh masyarakat pribumi. Di bawah pimpinan Kapitan (Panglima Perang) Pattimura berhasil menduduki benteng Duurstede tepat pada 15 Mei 1817.

Akibat serangan ini, penghuni benteng berjumlah 19 orang dinyatakan tewas. VOC tidak tinggal diam dan mengatur siasat untuk menangkap Kapitan Pattimura.

Pria bernama asli Thomas Mattulessy ini akhinya tutup usia pada 16 Desember 1817 setelah dihukum gantung di depan Benteng Nieuw Victoria, di Kota Ambon.

Bentuk Benteng Duurstede
Seperti dikutip dari buku Sekilas Jejak Peninggalan Sejarah Purbakala di Kepulauan Maluku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, bangunan Benteng Duurstede berbentuk belah ketupat. 

Uniknya, benteng ini dilengkapi dengan 2 bastion yang berbentuk setengah lingkaran disebelah utara dan selatan.

Benteng ini dikelilingi tembok setinggi 3,4 meter dengan 8 buah tangga pada benteng ini. Tangga yang paling besar terletak di luar benteng, tepatnya berada di depan gerbang utama, dengan tinggi mencapai 3 meter.

Di kawasan benteng, terdapat 2 buah menara intai di sudut dinding sisi timur dan barat. Meski tak lagi utuh, para bisa melihat sejumlah bangunan peninggalan Belanda seperti kantor, ruangan-ruangan staff, penjara, dan gudang.

Sekarang Benteng Duurstede difungsikan sebagai salah satu destinasi wisata bersejarah di Pulau Saparua dan menjadi lokasi perayaan Hari Pattimura setiap tahunnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com