Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melongok Progres Terkini Bendungan Kering Pertama di Indonesia

Kompas.com - 10/02/2022, 10:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia akan memiliki bendungan kering (dry dam) pertama yang lokasinya berada di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat (Jabar).

Bendungan kering itu adalah Bendungan Sukamahi, dan Bendungan Ciawi. Kedua bendungan ini dibangun sebagai upaya merespons risiko bencana hidrometeorologi di Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, Sukamahi dan Ciawi merupakan bendungan yang memang khusus dibangun untuk mengendalikan banjir.

Sebagai bendungan kering, pengoperasinnya akan berbeda dengan bendungan lain.

Dua bendungan ini baru akan digenangi air pada musim hujan. Sementara pada musim kemarau bendungan ini bakal kering.

"Dua bendungan ini tidak akan menampung air, karena air hujan hanya ditampung sementara dan dialirkan sekecil mungkin ke Sungai Ciliwung, sehingga diatur debitnya yang harus mengalir saat musim hujan," kata Basuki dalam keterangan yang dikutip Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

Baca juga: Bendungan Bener, PSN yang Ditolak Warga Wadas merupakan Tertinggi Kedua di Asia Tenggara

Lantas, sudah sejauh mana progresnya saat ini?

Menjawab hal ini, Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal (Ditjen) Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Airlangga Mardjono menuturkan, progres pembangunannya sudah masuk tahap penyelesaian tubuh bendungan.

"Penyelesaian tubuh bendungan, kami rencanakan pertengahan tahun (2022) selesai," terang Airlangga kepada Kompas.com, Rabu (9/2/2022).

Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.Dok. Kementerian PUPR. Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Dengan kata lain, progres fisik kedua bendungan secara keseluruhan telah mencapai 80 persen. Sementara, pembebasan lahannya sudah 98 persen.

Nantinya, pengoperasian bendungan akan menggunakan Aplikasi Sistem Manajemen Air Terpadu (SIMADU) Kementerian PUPR.

Caranya, dengan memanfaatkan data klimatologi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menampilkan laporan kejadian banjir atau kekeringan, prakiraan cuaca dan hari tanpa hujan, termasuk prakiraan banjir dan kekeringan.

Untuk Bendungan Sukamahi, pembangunannya dilaksanakan oleh PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Basuki Rahmanta Putra dengan skema kerja sama operasi (KSO) senilai Rp 464,93.

Bendungan ini didesain dengan tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 169 meter.

Daya tampungnya 1,68 juta meter kubik dan luas area genangan 5,23 hektar dengan manfaat mereduksi banjir sebesar 15,47 meter kubik per detik.

Sementara Bendungan Ciawi dibangun oleh KSO PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT SAC Nusantara dengan nilai Rp 798,70 miliar.

Sama dengan Bendungan Sukamahi, Bendungan Ciawi didesain dengan tipe urugan random inti miring dengan tinggi puncak 55 meter, lebar 9 meter dan panjang 334,5 meter.

Bendungan Ciawi bervolume tampung 6,05 juta meter kubik dan luas area genangan 39,40 hektar untuk mereduksi banjir sebesar 111,75 meter kubik per detik.

Dibangunnya Bendungan Ciawi dan Sukamahi diharapkan dapat mengurangi debit banjir di Pintu Air Manggarai sebesar 577,05 meter kubik per detik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com