JAKARTA, KOMPAS.com – Kehadiran Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) diklaim memberikan manfaat signifikan bagi berbagai industri, termasuk sektor logistik.
Hal ini dibuktikan dengan efisiensi proses pendistribusian barang menjadi lebih cepat, disertai dengan pengeluaran biaya angkutan yang jauh lebih sedikit.
Selain sektor logistik, hadirnya JTTS juga memberikan kebermanfaatan pada industri pariwisata yang ditandai pertumbuhan inklusif secara perlahan di sektor perhotelan dan restoran.
Mobilitas masyarakat antar-kota dan desa juga diyakini akan semakin meningkat karena JTTS menghubungkan perkotaan dan pedesaan dalam suatu aglomerasi kesempatan kerja yang memberikan akses untuk meningkatkan kesejahteraannya.
Baca juga: Ini Penyebab Kondisi Jalan di Indonesia Tak Semulus Singapura
Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro menuturkan, perekonomian daerah di Sumatera secara umum juga mulai tumbuh positif pada pertengahan hingga akhir tahun 2021 berkat pembangunan dan pengoperasian JTTS.
“Di provinsi-provinsi yang dilintasi JTTS, pemulihan ekonomi dapat terlihat dari telah tumbuhnya realisasi lalu lintas harian (LHR) kendaraan tahun 2021 jika dibandingkan 2020,” tambah Koentjoro.
Kendati masih dalam situasi pandemi Covid-19, Hutama Karya mencatat terjadi pertumbuhan LHR serempak di enam ruas JTTS.
Keenam ruas tersebut adalah Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), Tol Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (Terpeka), Tol Palembang-Indralaya (Palindra), Tol Medan-Binjai (Mebi), Tol Pekanbaru-Dumai (Permai), dan Tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) Seksi 3 dan 4.
Hutama Karya merinci, pertumbuhan LHR di Tol Bakter mencapai 18,93 persen menjadi 12.159 kendaraan pada 2021 dari sebelumnya 10.224 pada 2020.
LHR Tol Terpeka 20,00 persen menjadi 7.809 kendaraan pada 2021 dari sebelumnya 6.507 kendaraan pada 2020.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.