Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/01/2022, 17:00 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) akan mengevaluasi pembangunan perumahan melebihi satu juta rumah yaitu bisa 1,5 juta hingga 2 juta rumah per tahun.

Direktur Jenderal (Dirjen) Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto mengatakan, hal itu dilakukan untuk menyesuaikan backlog perumahan yang terus bertambah per tahunnya.

Selama tahun 2020-2024, Kementerian PUPR melalui Ditjen Perumahan memiliki target pembangunan rumah dalam beberapa sektor seperti rumah susun (rusun), rumah khusus (rusus), rumah swadaya, serta prasarana, sarana, dan utilitas umum (PSU).

Pada periode tersebut, sebanyak 51.340 unit rusun akan dibangun, 10.000 unit rusus, 813.660 unit rumah swadaya, serta 262.345 unit PSU perumahan.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempercepat pembangunan perumahan, khususnya rusus adalah dengan menerapkan teknologi 3D printing.

"Pada tahun ini (2022) kami akan menerapkan teknologi 3D printing dalam pembangunan rusus," jelas Iwan dikutip dari siaran persnya, Sabtu (22/1/2022).

Sebelumnya, Kementerian PUPR bersama mitra terkait telah melakukan uji coba pembangunan 3D printing rumah tapak di Yogyakarta mulai 12-31 Januari 2021.

Baca juga: Teknologi 3D Printing Resmi Digunakan Pemerintah Bangun Rumah Khusus

Teknologi 3D printing ini dinilai sangat membantu dalam merealisasikan pembangunan perumahan. Selain lebih efisien dalam hal waktu pengerjaan, juga biaya, dan tenaga kerja.

Menurut Iwan, saat ini, ada sekitar 23 juta pekerjaan yang akan digantikan secara otomasi pada 2030 mendatang.

Namun demikian, akan ada 27 hingga 46 juta pekerjaan baru dan 10 juta di antaranya adalah jenis pekerjaan yang belum pernah ada sebelumnya.

Hal ini tidak berarti kehadiran artificial intelligence (AI), drones, dan robotics akan menggantikan peran manusia seluruhnya.

Sebaliknya, justru akan menjadi tantangan agar para insinyur dan pekerja konstruksi terus meningkatkan kompetensinya.

"Konstruksi merupakan industri yang masih rendah dalam proses digitalisasinya (smart contrusction). Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor terutama kemampuan digital yang masih rendah," tambah dia.

Maka dari itu, dengan proses digitaliasi ini diharapkan dapat menciptakan terobosan percepatan pembangunan infrastruktur untuk mendukung industrialisasi 4.0.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com