Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2022, 08:30 WIB
Ardiansyah Fadli,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah akan segera memulai pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Hal itu seiring dengan telah disahkannya Rancangan Undang-Undang (RUU) IKN menjadi Undang-Undang (UU) dalam rapat Sidang Paripurna DPR RI di Jakarta, Selasa (18/01/2022).

Pemerintah tidak hanya membangun gedung-gedung pemerintahan, melainkan juga hunian yang diperuntukkan bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri dan juga masyarakat.

Kawasan seperti BSD City dan Alam Sutera bahkan menjadi rujukan dalam membangun kawasan hunian di IKN Nusantara.

Baca juga: Pemerintah Jadikan Alam Sutera dan BSD City Rujukan Bangun IKN, Apa yang Dipelajari?

Karena itu, asosiasi pengembang Real Estat Indonesia (REI) memberikan beberapa saran penting dalam membangun hunian berskala kawasan di IKN Nusantara.

Ketua Pokja IKN-REI Soelaeman Soemawinata mengatakan hunian idealnya dibangun dengan  luas sekitar 5 hektar sampai maksimal 10 hektar per klaster.

"Hal ini supaya ruang terbukanya lebih ideal," kata Soelaeman saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/01/2022). 

Soelaeman menjelaskan, hunian yang dibangun dalam satu klaster di IKN mestinya tidak lebih dari 500 unit.

Alasannya, karena untuk menyiasati jarak tempuh antar-klaster dan antara klaster dengan fasilitas dan pusat kegiatan lainnya agar efektif dan efisien.

Jika dibangun terlalu banyak dalam satu klaster, dia beranggapan, justru akan menyulitkan penghuni.

"Misal kalau 1.000 unit itu malah kejauhan dan nggak eifisen secara waktu. Jadi jaraknya kalau perlu 500 meter paling maksimal terhadap unit terjauh," lanjutnya.

Menurut Soelaeman, low rise apartment merupakan konsep hunian yang cocok dibangun di IKN Nusantara.

Konsep hunian vertikal tersebut yang tidak memiliki banyak lantai. Untuk setiap tower-nya, hanya terdapat kira-kira lima sampai enam lantai.

Selain itu, konsep tersebut membuat mobilitas dan aksesibilitas penghuni jauh lebih mudah.

Hal itu jelas berbeda dengan apartemen yang bertingkat tinggi atau memiliki 20 hingga 25 lantai.

Low rise apartment juga dinilai jauh lebih kompak dibanding apartemen 20 lantai. Beban terhadap konstruksi juga jauh lebih optimal dan tidak terlalu berat.

"Konsep low rise membuat hunian tersebut tahan terhadap bencana seperti gempa dan angin kencang," tuntas Soelaeman.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com