Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawasan Industri Morosi Bakal Serap 60.000 Tenaga Kerja Lokal

Kompas.com - 07/12/2021, 05:00 WIB
Masya Famely Ruhulessin,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bila telah beroperasi penuh, Kawasan Industri Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, diharapkan bisa menyerap banyak tenaga kerja lokal.

Salah satu perusahaan yang terlibat adalah PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI). PT VDNI diketahui telah membangun smelter untuk pengolahan pemurnian komoditas nikel.

Pekerjaan smelter dan PLTU PT VDNI bahkan telah selesai pada Desember 2019 dan Desember 2020.

Fasilitas pengolahan dan pemurnian PT VDNI bersama dengan PT Obsidian Stainless Steel yang menghasilkan end product berupa Nickel Pig Iron (10%-12% Ni).

Baca juga: Sandang Status OVNI, Kawasan Industri Suryacipta Jadi Eco-Industrial Park

Koordinator PMO KPPIP Sektor Energi Yudi Adhi Purnama menjelaskan, pembangunan Kawasan Industri di Morosi bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan lapangan kerja dan peningkatan sosial ekonomi.

Apabila telah beroperasi secara penuh, Kawasan Industri di Morosi bisa menyerap tenaga kerja sebesar 60.000 orang di Kabupaten Konawe.

“Penyerapan tenaga kerja tentu akan meningkatkan kegiatan ekonomi di daerah sekitarnya sehingga diharapkan dapat memicu pertumbuhan UMKM di wilayah tersebut,” kata Yudi usai kunjungan kerja ke Program Pembangunan Smelter PT VDNI di Kabupaten Konawe beberapa waktu lalu.

Hingga 1 November 2021, tercatat jumlah tenaga kerja PT VDNI mencapai 6.824 orang dengan proporsi 93 persen laki-laki dan 7 persen perempuan.

Penyerapan tenaga kerja PT VDNI menyumbang 11,37 persen dari target serapan tenaga kerja di Kawasan Industri Morosi.

Tenaga kerja yang bekerja di VDNI saat ini didominasi karyawan yang 42 persen dari Kabupaten Konawe, 16 perseb dari luar Kabupaten Konawe tetapi masih dari Sulawesi Utara, dan 41 persen dari luar Provinsi Sulawesi Utara.

“Hal ini menunjukkan bahwa sejumlah 58 persen pekerja di VDNI memaksimalkan sumber daya manusia dari daerah setempa,” papar Yudi.

Sebagai informasi, Indonesia menghasilkan Nikel berjenis laterit yang sebagian besar terdapat di Pulau Sulawesi dan Maluku Utara.

Nikel laterit terbagi ke dalam dua jenis, yakni kadar rendah yang disebut limonit dan kadar tinggi yang disebut saprolit.

Merujuk data di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), nikel saprolit yangdidefinisikan sebagai bijih nikel berkadar di atas 1.7 persen Ni, jumlah cadangan terbuktinya sebesar 772 juta ton.

Pada tahun 2020, PT VDNI mengolah bijih (ore) nikel sebanyak 7.28 juta ton. Saat ini kapasitas produksi mencapai 1 juta ton, sedangkan produksi baru mencapai 674 ribu ton Feronikel (FeNi).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com