KOMPAS.com - Sebuah apartemen di Potts Point, Sydney, menjadi salah satu ruang kecil paling mahal di dunia.
Pasalnya, apartemen dengan luas 17 meter persegi tersebut dijual seharga 469.000 dollar AS atau setara dengan Rp 6,7 miliar.
Menurut Numbeo.com, harga tersebut lebih besar 27.000 dolar AS atau Rp 386,9 juta per meter persegi. Harga ini hampir dua kali lipat dari rata-rata harga apartemen di Sydney.
Bahkan harga tersebut juga diketahui lebih mahal dibanding dengan biaya rata-rata per meter persegi apartemen di Tokyo, London dan New York.
Baca juga: Ini 5 Pilihan Apartemen di Bawah Rp 1 Miliar di Kota Hujan Bogor
Lantas, apa penyebab apartemen dengan tempat tidur yang ditata ke dalam ruang di bawah pakaian gantung ini bisa memiliki harga yang sangat mahal?
Saat ini, pasar unit apartemen di Sydney sedang menunjukkan tanda-tanda mereka kembali hidup setelah berbagai persiapan yang telah dilakukan untuk menyambut imigran dan siswa internasional tahun depan.
Selain itu, banyak pakar memperkirakan bahwa harga sewa unit bisa terus naik, ditambah dengan permintaan unit yang kemungkinan akan melebihi ketersediaan rumah di tahun depan seiring dengan pembatasan wilayah yang perlahan-lahan terbuka.
Silvia Vitale selaku listing agent dari Belle Property Potts Point mengatakan bahwa apartemen tersebut telah direnovasi dengan teliti dan ditata ulang dengan gaya minimalis oleh pemiliknya saat ini.
Ruang yang dijadikan sebagai kamar tidur dulunya adalah kamar mandi, kamar mandi saat ini adalah dapur dan dapur telah dipindahkan ke ruang tamu.
Meski hanya memiliki sedikit ruang, dapur apartemen yang saat ini sedang disewakan dengan harga 450 dolar AS atau Rp 6,4 juta per minggu itu juga memiliki penyimpanan, lemari es bahkan mesin pencuci piring.
Untuk semakin menghemat ruang, toilet juga dibangun dengan memanfaatkan bilik shower.
“Ini adalah renovasi luar biasa yang benar-benar menganut konsep rumah mungil,” ujar Vitale.
Menurut Vitale, banyak pembeli dan penyewa tidak mempermasalahkan ruang yang kecil untuk apartemen mereka.
Penyebabnya adalah, kebanyakan orang menjalani kehidupan mereka di luar apartemen, seperti kafe, restoran dan taman.
"Itu sebabnya saya tidak melihatnya sebagai masalah bagi banyak orang,” cetus Vitale.
Dengan permintaan yang semakin meningkat, investor mungkin akan kembali ke pasar apartemen dengan ukuran yang lebih kecil.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.