Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sintang Banjir Parah, Jokowi: Kita Perbaiki Daerah Tangkapan Hujan

Kompas.com - 17/11/2021, 14:30 WIB
Suhaiela Bahfein,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hampir empat pekan banjir melanda Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) dan sejumlah wilayah di sekitarnya.

Dari pantauan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga saat ini banjir masih menggenangi 12 kecamatan di Sintang Kalimantan Barat.

Akibatnya, 10.381 kepala keluarga atau 33.221 jiwa warga saat ini masih bertahan di lokasi pengungsian yang tersebar di sejumlah titik.

Sementara itu, dari catatan BPBD Sintang hingga Sabtu (13/11/2021), total warga yang terdampak banjir sebanyak 29.623 kepala keluarga atau 88.148 jiwa.

Kawasan yang terdampak tersebut tersebar di 12 kecamatan yaitu Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, Binjai Hulu, Sintang, Sepauk, Tempunak, Ketungau Hilir, Dedai, Serawai, Ambalau, Sei Tebelian dan Kelam Permai.

Untuk wilayah yang paling parah terkena bencana banjir adalah di Kecamatan Kayan Hulu, Kayan Hilir, serta Sintang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, banjir yang melanda Sintang disebabkan rusaknya catchment area (daerah tangkapan hujan).

Rusaknya daerah tangkapan hujan tersebut kemudian menyebabkan air di Sungai Kapuas meluap.

Baca juga: Tangani Banjir Bandang di Kota Batu, Basuki Minta Alur Sungai Diperlebar

"Iya itu kan memang karena kerusakan daerah tangkapan hujan yang sudah berpuluh-puluh tahun dan itu harus kita hentikan karena memang masalah utamanya ada di situ. Sehingga, Kapuas itu meluber karena daerah tangkapan hujannya rusak, itu yang lagi ingin kita perbaiki,” tutur Jokowi dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Rabu (17/11/2021).

Untuk memperbaiki daerah tangkapan hujan tersebut, Pemerintah akan membangun persemaian atau nursery yang diiringi dengan penghijauan, baik di hulu maupun di daerah-daerah tangkapan hujan itu sendiri.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuatanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar menyebutkan sejumlah faktor penyebab banjir Sintang.

Misalnya, curah hujan lebat sejak akhir Oktober sampai awal November 2021 yang secara kumulatif sebesar 294 milimeter menghasilkan debit banjir sebesar 15.877,12 meter kubik per detik.

Jumlah tersebut melebihi kapasitas tampung sungai-sungai sebesar 12.279,80 meter kubik per detik.

Sehingga, terjadi luapan dengan debit yang sangat besar yaitu 3.597,32 meter kubik per detik.

"Untuk ke depan, kita perlu merencanakan pola permukiman yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan kearifan lokal yang lebih aman dari banjir seperti rumah panggung,” pungkas Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com