Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Sektor Ini Picu Lonjakan Volume Investasi Properti di Asia Pasifik

Kompas.com - 16/11/2021, 14:05 WIB
Muhdany Yusuf Laksono,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Volume investasi properti di kawasan Asia Pasifik dalam sembilan bulan pertama tahun 2021 naik 30 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2020.

Hal ini terjadi seiring meningkatnya investasi di sejumlah aset yang masih memberikan keuntungan, seperti sektor perkantoran dan logistik.

Sebagaimana dikutip dari keterangan pers Jones Lang LaSalle (JLL), Selasa (16/11/2021).

Transaksi langsung properti di Asia Pasifik selama tahun berjalan (year-to-date) mencapai 125 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.775 triliun. Angka ini hanya kurang 6 persen dari volume transaksi pada 2019.

Berdasarkan publikasi JLL bertajuk Capital Tracker Q32021, investasi di Asia Pasifik meningkat 10 persen secara tahunan (year-on-year), nilainya mencapai 39,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 561 triliun.

Baca juga: Jepang dan Australia Diprediksi Pimpin Investasi Hotel Asia-Pasifik

Meski begitu, volume transaksi turun 23 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter) seiring lonjakan kasus Covid-19 di sejumlah negara yang berujung pembatasan aktivitas masyarakat.

CEO Capital Markets Asia Pacific JLL Stuart Crow mengatakan, interaksinya dengan klien menunjukkan daya tarik dan ketahanan pada sektor properti komersial Asia Pasifik. Meskipun ketidakpastian masih berlangsung.

"Sepanjang tahun 2021, minat investor di kawasan ini tetap tinggi seiring meningkatnya aliran modal dan volume transaksi yang mendekati level sebelum pandemi. Kami berharap ini akan berlanjut hingga kuartal keempat," ujarnya.

Pada kuartal III-2021, investasi di sektor perkantoran terus membaik dan mencapai 55 persen dari keseluruhan transaksi. Hal ini didukung stabilnya tingkat sewa dan hunian.

Hal senada juga terjadi pada transaksi logistik yang terus meningkat dengan angka investasi pada 12 bulan terakhir mencapai 43 miliar dollar AS atau sekitar Rp 611 triliun, naik 25 miliar dollar AS atau sekitar Rp 355 triliun pada 2019.

JLL memperkirakan investasi logistik akan melonjak sekitar 50-60 miliar dollar AS (sekitar Rp 711-853 triliun) pada 2023 hingga 2025.

Baca juga: Pimpin Asia-Pasifik, Jepang Catat Transaksi Hotel Rp 8,43 Triliun

Hal ini didorong permintaan, tingkat keuntungan yang menarik, serta rencana diversifikasi.

Sementara, investasi di sektor ritel dan perhotelan melemah seiring melambatnya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.

JLL memproyeksikan volume investasi di sektor perhotelan akan melampaui 7 miliar dollar AS (sekitar Rp 99,5 triliun) pada 2021, dan terus tumbuh menjadi 9 miliar dollar AS (sekitar Rp 127 triliun) pada 2022.

Secara geografis, transaksi di Australia meningkat dua kali lipat secara tahunan, berkat naiknya penjualan di sektor perkantoran dan industrial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com