JAKARTA, KOMPAS.com - Pengendalian limpasan air hujan (runoff) di Kawasan Puncak, Bogor, Jawa Barat, menjadi kunci utama mencegah terjadinya banjir di Ibu Kota Jakarta.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Djarot Widyoko mengungkapkan hal itu saat peringatan Hari Agraria dan tata Ruang Nasional (Hantaru) 2021, Senin (08/11/2021).
"Pengendalian runoff di Kawasan Puncak, harus dapat dimaksimalkan. Caranya bermacam-macam bisa dengan membuat biopori, sumur resapan, membuat pohon, situ dan yang lainnya," kata Djarot.
Menurutnya, paradigna mengalirkan air ke sungai atau ke selokan harus diubah menjadi mengembalikan air hujan ke dalam tanah.
Baca juga: Ini Rencana Induk Pemerintah Kurangi Risiko Banjir Jakarta
Setiap sungai pada dasarnya dibangun dengan kapasitas yang terbatas. Sehingga tidak menjamin dapat menampung limpahan keseluruhan air hujan.
Lagi pula, air hujan yang turun ke area sungai pastinya akan mengalir menuju hilir atau permukaan yang lebih rendah.
Hal itu pula yang seringkali menjadi penyebab terjadinya banjir di wilayah DKI Jakarta.
"Intinya hujan yang turun dari langit di kawasan puncak, kembalikan ke bumi jangan dialirkan ke selokan, karena selokan ujungnya mengalir ke sungai, di mana sunai itu tidak pernah bertambah lebar sendiri," jelasnya.
Upaya pengendalian runoff di Kawasan Puncak, dapat dilakukan dari hal sederhana.
Dia mengajak setiap masyarakat yang tinggal di Kawasan Puncak, Bogor untuk turut serta dalam memastikan bahwa setiap air hujan yang turun dapat meresap atau masuk ke dalam tanah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.